Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pergerakan bibit siklon 97S di selatan Laut Arafuru masih memicu peningkatan kecepatan angin dan tinggi gelombang laut di Indonesia. Untuk mengantisipasi dampak pusaran angin dengan tekanan 1.007 hektopascal (hPA) tersebut, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini soal gelombang tinggi yang berlaku pada 23-26 April 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Prakirawan BMKG Furqon Alfahmi mengatakan pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya bergerak ke timur laut dengan kecepatan 8-22 knot. Adapun angin di wilayah selatan bergerak ke barat barat laut sekencang 4-25 knot.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Kecepatan angin tertinggi terpantau di Samudra Pasifik utara Maluku hingga Papua Barat dan Laut Arafuru," katanya melalui keterangan tertulis pada Kamis, 24 April 2024.
Dengan kondisi angin kencang, gelombang tinggi berpeluang muncul di perairan Selat Malaka bagian utara, Samudra Hindia barat Kepulauan Nias, Samudra Hindia barat Bengkulu, Samudra Hindia selatan Banten, Samudra Hindia Selatan Jawa Tengah, Samudra Hindia Selatan Jawa Timur, serta Samudra Hindia Selatan Nusa Tenggara Timur. Ada juga potensi yang sama di Samudra Pasifik utara Maluku, Samudra Pasifik utara Papua Barat, serta Laut Arafuru bagian barat dan timur.
Ketinggian ombak juga bakal meningkat di Samudra Hindia barat Aceh, Samudra Hindia barat Kepulauan Mentawai, Samudra Hindia barat Lampung, Samudra Hindia selatan Jawa Barat, Samudra Hindia sebelah selatan Yogyakarta dan selatan Nusa Tenggara Barat. Area lain yang juga terdampak adalah Laut Maluku, Samudra Pasifik utara Papua Barat Daya, Samudra Pasifik utara Papua, hingga Laut Arafuru bagian tengah.
"Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran," kata Furqon.
Seperti biasanya, nelayan yang membawa kapal kecil ke laut diminta mewaspadai angin berkecepatan sekitar 15 knot, serta gelombang yang tingginya melebihi 1,25 meter. Kapal tongkang juga harus mewaspadai angin berkecepatan lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter.
Ada juga imbauan bagi nahkoda kapal ferry untuk mewaspadai kecepatan angin di atas 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter. Nahkoda armada ukuran besar, seperti kapal kargo dan kapal pesiar, harus memperhatikan angin di atas 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter.