Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Bintang Natal Gagal Dinikmati di Langit Jakarta, Tunggu 60 Tahun Lagi

Fenomena astronomi Bintang Natal atau Konjungsi Agung dua planet gas, Jupiter dan Saturnus, gagal dinikmati di langit Jakarta pada Senin malam ini.

21 Desember 2020 | 21.02 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Petugas menyiapkan sejumlah teleskop untuk digunakan saat pengamatan gerhana matahari di Planetarium dan Observatorium, TIM, Jakarta, 7 Maret 2016. Pihak pengelola juga akan membagikan kacamata gerhana secara gratis pada saat pengamatan. ANTARA/Muhammad Adimaja

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Fenomena astronomi berupa Konjungsi Agung dua planet gas, Jupiter dan Saturnus, gagal dinikmati di langit Jakarta pada Senin malam ini, 21 Desember 2020. Diamati melalui siaran streaming dari Planetarium dan Observatorium Jakarta, cuaca berawan menghadang pemandangan langka yang disebut sebagian media di Barat sebagai Bintang Natal tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sejatinya, Konjungsi Agung akan membuat Jupiter dan Saturnus--dua planet terjauh dari Bumi yang masih bisa diamati di langit dengan mata telanjang--bak terkunci dalam pelukan. Jarak antara keduanya yang tampak dari Bumi hanya 0,1 busur derajat atau seperlima diameter saat terlihat purnama di langit. Itu akan membuat keduanya seperti satu bintang bersinar paling terang di langit.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sayangnya, hingga waktu terbenamnya kembali kedua planet itu di horison, tutupan awan menghalangi pengamatan bareng tersebut. Pada awal pengamatan selepas matahari terbenam sebenarnya sempat terlihat penampakan kedua planet itu yang saling berdekatan. Mereka tampak paling terang di langit sebelah barat di layar kamera yang digunakan Planetarium Jakarta.

Tapi itu hanya beberapa saat saja karena kemudian awan menutupinya. Beralih menggunakan teleskop dengan fokus terkuat yang dimiliki Observatorium itu pun tak memberi nasib baik untuk para pengamat yang bergabung dari berbagai daerah di Indonesia tersebut.

Mila Izzatul Ikhsanti dari Planetarium dan Observatorium Jakarta menerangkan kalau Jupiter dan Saturnus tenggelam di horison di Jakarta Pukul 20.13 WIB. Semakin mendekati tenggelam, pengamatan disebutkannya semakin sulit karena lokasi pengamatan di tengah kota megapolitan. "Bagian ufuknya enggak clear (karena polusi cahaya)," kata dia.

Undangan dari LAPAN RI untuk menonton fenomena astronomi konjungsi planet Jupiter dan Saturnus yang terjadi pada 21 Desember 2020. Foto: Instagram

Walhasil, kesempatan untuk bisa menyaksikan konjungsi agung tahun ini pun berlalu. "Kita tunggu lagi 2080," kata Mila sambil tertawa.

Konjungsi Agung adalah fenomena di mana Bumi, Jupiter, dan Saturnus, berada dalam bujur yang sama. Ini rata-rata terjadi setiap hampir 20 tahun, tapi konjungsi dengan jarak kedekatan antara Jupiter dan Saturnus tampak dari langit Bumi yang setara dengan malam ini baru akan terjadi 2080. Adapun fenomena yang sama sebelumnya terjadi hampir 400 tahun lalu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus