Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

BNPB Perluas Area Pengendalian Karhutla, Titik Api Diduga Bertambah Imbas Suhu Panas

BNPB memperluas sasaran pengawasan karhutla pada tahun ini. Kebakaran muncul di area selain enam daerah rentan karhutla.

23 Juli 2024 | 06.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperluas wilayah sasaran pengendalian kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada 2024. Penanganan potensi api di lahan tak lagi terfokus di enam daerah prioritas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan ada 13 kasus karhutla dari total 20 kasus bencana yang dihimpun oleh BNPB pada dasarian (sepuluh hari) kedua bulan ini. Laporan kebakaran lahan itu berasal dari wilayah Aceh Barat, lalu Gunung Sipiso-Piso di Kecamatan Merek di Sumatera Utara, serta Taman Nasional Bromo Tengger di Jawa Timur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Total luas yang terbakar masing-masing di atas 6 hektare (Ha),” katanya di Jakarta, dilansir dari Antara, Senin, 22 Juli 2024.

Tim BNPB juga mencatat kasus kebakaran lahan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Kupang, Nusa Tenggara Barat. Sumber-sumber kasus karhutla baru ini bahkan bukan bagian dari enam daerah rentan kebakaran. Selama ini, penanganan karhutla cenderung menyasar Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah. Pada 2023, risiko kebakaran datang dari area lain.

“Termasuk di pesisir selatan Sumatera Barat dan Kalimantan Timur juga mulai intens terjadi kebakaran lahan hutan maupun mineral,” tutur dia.

Perluasan titik kebakaran itu ditengarai akibat peningkatan suhu panas maksimum. Wilayah Indonesia bagian barat dan sebagian Indonesia bagian tengah sedang melewati hari tanpa hujan , sejak awal Juni 2024. BNPB memprakirakan risiko kebakaran lahan ini akan terus meningkat saat puncak musim kemarau pada Dasarian II Juli sampai dengan September 2024.

Mewakili BNPB, Muhari meminta pemerintah daerah merespons laporan soal potensi karhutla secara serius, meski Indonesia tidak dalam fase El-Nino. “Jangan sampai titik panas berubah menjadi kebakaran dan dampaknya kepada lingkungan semakin meluas,” kata dia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus