Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, JAKARTA - Apakah di daerahmu sedang turun hujan cukup sering dan dengan intensitas tinggi? Mungkin itu adalah dampak dari angin muson barat yang sedang melanda wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Angin muson barat, bertiup dari arah Samudra Hindia menuju daratan Asia, membawa uap air yang menyebabkan curah hujan tinggi di berbagai daerah, terutama pada musim hujan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Fenomena alam ini terjadi setiap tahun, mempengaruhi pola cuaca, dan memainkan peran penting dalam distribusi hujan di banyak negara tropis, termasuk Indonesia.
Alasan Terjadinya Angin Muson Barat
Alasan adanya angin muson barat berkaitan dengan perbedaan tekanan udara yang terjadi antara daratan Asia dan Samudra Hindia.
Selama musim panas, suhu daratan Asia cenderung lebih tinggi, menyebabkan tekanan udara di atasnya lebih rendah dibandingkan dengan tekanan udara di atas Samudra Hindia yang lebih dingin.
Perbedaan tekanan ini menyebabkan udara bergerak dari daerah bertekanan tinggi (Samudra Hindia) menuju daerah bertekanan rendah (daratan Asia), menghasilkan angin muson barat.
Selain itu, angin ini membawa uap air dari Samudra Hindia, yang kemudian menyebabkan curah hujan yang tinggi di berbagai wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara, terutama pada bulan-bulan antara Oktober hingga April.
Pengaruh Angin Muson Barat Bagi Indonesia
Tingkat Curah Hujan Tinggi
Ini terjadi karena angin muson barat membawa udara yang mengandung banyak uap air dari Samudra Hindia menuju daratan Asia, termasuk Indonesia. Ketika angin ini bergerak melintasi wilayah Indonesia, uap air yang terkandung akan terkondensasi menjadi awan dan menyebabkan hujan.
Meningkatkan Air Bersih
Angin muson barat berperan penting dalam meningkatkan ketersediaan air bersih di Indonesia karena membawa uap air dari Samudra Hindia yang kemudian menyebabkan hujan lebat.
Curah hujan yang tinggi selama musim angin muson barat membantu mengisi sumber daya air seperti sungai, waduk, dan danau, yang merupakan sumber utama air bersih bagi masyarakat.
Selain itu, hujan yang turun juga berperan dalam mengisi tanah dengan air tanah, memastikan pasokan air yang cukup untuk kebutuhan domestik dan pertanian.
Mendukung Pembangunan Infrastruktur
Angin muson barat mendukung pembangunan infrastruktur di Indonesia dengan meningkatkan ketersediaan air melalui curah hujan yang tinggi. Curah hujan yang melimpah membantu pengelolaan sumber daya air, yang menjadi dasar pembangunan infrastruktur irigasi, waduk, dan sistem penyediaan air bersih. Contohnya, pembangunan bendungan atau embung untuk menyimpan air hujan, yang kemudian digunakan untuk mengalirkan air ke lahan pertanian atau memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat.
Infrastruktur irigasi yang baik memungkinkan pertanian berjalan lancar, bahkan selama musim kemarau, serta mendukung keberlanjutan pembangunan ekonomi di berbagai sektor, terutama pertanian dan pemukiman.
Menjaga Keseimbangan Iklim
Ketika angin ini bertiup dari Samudra Hindia, ia membawa uap air yang mengarah ke daratan, menyebabkan curah hujan yang merata di berbagai wilayah. Hal ini membantu mengatur suhu dan kelembapan, menciptakan kondisi iklim yang lebih stabil.
Selain itu, hujan yang dihasilkan oleh angin muson barat mendukung keberagaman ekosistem dan mencegah kekeringan panjang yang dapat mengganggu keseimbangan alam
Dampak pada Kesehatan
Angin muson barat memiliki pengaruh ganda terhadap kesehatan di Indonesia. Di sisi positif, hujan yang dibawa oleh angin ini meningkatkan kualitas udara dengan mengurangi polusi dan debu, serta membantu mengisi sumber air bersih yang penting bagi sanitasi dan kesehatan masyarakat.
Namun, di sisi lain, curah hujan yang tinggi juga dapat menyebabkan banjir, yang meningkatkan risiko penyakit seperti demam berdarah, malaria, dan diare akibat sanitasi yang buruk.
Meskipun angin muson barat mendatangkan manfaat seperti udara bersih dan air bersih, dampak buruknya perlu diwaspadai, terutama terkait dengan bencana alam dan masalah kesehatan.
Alisha Faradina, berkontribusi dalam artikel ini.