Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Di Forum PBB, KLHK Menyampaikan Deforestasi Indonesia Turun Signifikan

Dalam forum PBB di New York, KLHK menyampaikan deforestasi netto Indonesia 2021-2022 sebesar 104 ribu ha, turun dari 113,5 ribu ha pada 2020-2021.

10 Mei 2024 | 14.51 WIB

Pemandangan udara terlihat dari kawasan hutan yang dibuka untuk perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, 6 Juli 2010. REUTERS/Crack Palinggi/File Foto
Perbesar
Pemandangan udara terlihat dari kawasan hutan yang dibuka untuk perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, Indonesia, 6 Juli 2010. REUTERS/Crack Palinggi/File Foto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir terakhir data sistem pemantauan hutan memperlihatkan tingkat deforestasi Indonesia mengalami penurunan signifikan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Dalam tiga dekade terakhir tingkat deforestasi Indonesia telah menurun secara signifikan," kata Plt. Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Lestari (PHL) KLHK Agus Justianto dalam acara di sela-sela Forum PBB untuk Hutan atau United Nations Forum on Forest (UNFF) di New York, yang dipantau secara daring dari Jakarta, Jumat 10 Mei 2024, seperti dilansir Antara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Agus mengatakan, tingkat deforestasi secara netto turun 8,4 persen di antara periode 2021-2022, dengan penurunan deforestasi secara bruto mencapai 14,1 persen. Deforestasi netto Indonesia dalam periode 2021-2022 sebesar 104 ribu hektare, dibanding pada 2020-2021 sebesar 113,5 ribu hektare.

Menurut Agus, data ini diperoleh dari hasil pengolahan data, baik penginderaan jauh maupun pemeriksaan di lapangan atau kombinasi secara hibrida. Indonesia sendiri telah memiliki Sistem Monitoring Hutan Nasional (SIMONTANA) untuk mengetahui kondisi hutan saat ini.

Agus menjelaskan, Indonesia memiliki 23 kelas jenis tutupan lahan dibagi dalam area hutan dan bukan hutan. Area hutan termasuk hutan alami dan buatan serta bukan hutan, termasuk jenis vegetasi lain dan campuran. "Data tutupan lahan itu digunakan sebagai pertimbangan utama dalam formulasi kebijakan nasional dalam mengimplementasikan praktik manajemen hutan berkelanjutan," ujarnya.

Indonesia hadir UNFF ke-19 yang digelar di kantor pusat PBB di New York, pada 6-10 Mei 2024. Delegasi Indonesia, dipimpin oleh Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan kehutanan Alue Dohong, terlibat dalam berbagai pembahasan mengenai kebijakan hutan.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus