Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Erupsi Gunung Etna Terlihat Astronot di Luar Angkasa

Gunung Etna sangat aktif pada tahun 2021 sehingga tumbuh hingga 30 meter dalam waktu setengah tahun.

18 Februari 2022 | 16.14 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Gunung Etna mengirimkan gumpalan yang terlihat dari luar angkasa dalam foto 12 Februari 2022 ini dari astronot ESA Matthias Maurer. (Matthias Maurer/ESA)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Gunung Etna di Italia yang belakangan ini rajin batuk bukan hanya menarik perhatian bagi warga di darat, tapi juga astronot di luar angkasa, tepatnya di stasiun luar angkasa internasional (ISS).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Anggota Ekspedisi 66 yang saat ini berada di orbit berbagi beberapa pemandangan antariksa dari gunung berapi yang sangat aktif itu, yang telah meletus puluhan kali dalam satu tahun terakhir saja.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Astronot Badan Antariksa Eropa (ESA), Matthias Maurer, yang memantau dari atas langit membagikan empat buah foto pemandangan erupsi pada akun twitternya.

Cuitan bertanggal 12 Februari 2022 juga disertai tulisan “"Gunung berapi rumah @astro_luca #Etna jelas merokok (dan memuntahkan lava seperti yang saya pelajari dari berita)."

Luca yang disebutkan adalah rekan luar angkasa ESA Luca Parmitano, yang berasal dari Italia.

Cuitan sejenis juga muncul dari akun kosmonot Anton Shkaplerov dari Roscosmos, badan antariksa Rusia.

"Lava merah panas mengalir keluar dari kawah, dan awan abu dan asap berada di langit di atas Sisilia. Aktivitas gunung berapi kemudian berhenti, kemudian dilanjutkan dengan serangkaian ledakan kuat." Cuitan bertanggal 16 Februari 2022 juga disertai sebuah foto.

Gunung Etna sangat aktif pada tahun 2021 sehingga tumbuh hingga 30 meter dalam waktu setengah tahun.

Astronot dapat membantu dengan pengamatan satelit dari fenomena alam seperti gunung berapi dan angin topan mengambil foto mereka sendiri dari ISS.

Gumpalan vulkanik dapat mencapai ketinggian yang sangat tinggi dan berpotensi berdampak pada lalu lintas udara, sementara sulfur dioksida yang lebih dekat ke tanah dapat mengiritasi sistem pernapasan manusia dan memicu asma atau kondisi pernapasan lainnya.

Gunung Etna diyakini sebagai gunung berapi bawah laut yang muncul di atas permukaan laut setelah beberapa kali meletus, karena lava yang memadat, menurut Observatorium Bumi NASA.

Gunung ini memiliki aliran lava di atas permukaannya yang berasal dari 300.000 tahun yang lalu.

Baca:
Gunung Etna Dilaporkan Meluncur ke Arah Laut Mediterania

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus