Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Erupsi Gunung Cumbre Vieja yang memuntahkan batuan panas sudah memasuki hari ke-40. Lelehan lava dari perut gunung api di Pulau La Palma, Kepulauan Canary, itu telah mengular hingga memasuki permukiman dan hingga kini telah memaksa 7.500 jiwa mengungsi. Hingga hari ini pula belum ada tanda-tanda erupsi akan berhenti.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada Selasa lalu, seorang politikus di wilayah pendudukan Spanyol yang berlokasi di tengah Samudera Atlantik, itu menyuarakan ide menjatuhkan bom dari udara untuk bisa membelokkan aliran lelehan lava tersebut. Tujuannya, menyelamatkan kota di La Palma dari kerusakan lebih luas karena dilahap sungai material batuan panas gunung api itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada Selasa itu, kubah di kawah Cumbre Vieja memang dilaporkan runtuh, membimbing kepada potensi muntahan lava dengan volume yang lebih besar. Selain masuk ke kota, muntahan lava yang telah terjadi sejak 19 September lalu itu juga telah menyentuh laut. Total daerah aliran sungai lava yang tercipta sudah seluas 900 hektare. Sebanyak lebih dari dua ribu bangunan telah diterjangnya.
Menyadari erupsi gunung api yang tak mungkin bisa dihentikan, Presiden Dewan Kota di Pulau La Gomera, tetangga La Palma, Casimiro Curbelo, mengusulkan pengeboman dari udara itu. Mengakui terdengar gila, Curbelo mengatakan usulnya itu pantas dilakukan dan secara teknologi memungkinkan.
“Tidak adakah sebuah pesawat yang terbang dan menjatuhkan…teknologi masa kini sangat bisa diandalkan…dan boom, dan menjadikan aliran lava berbelok arah?” katanya dalam sebuah wawancara radio.
Lava mengalir di samping sebuah rumah setelah letusan gunung berapi di taman nasional Cumbre Vieja di El Paso, di Kepulauan Canary La Palma, 19 September 2021. [REUTERS/Borja Suarez]
Ide menggunakan bahan peledak untuk mengubah arah aliran lava bukan tak pernah dilakukan. Pada 1935, misalnya, militer Amerika Serikat benar-benar mencoba cara itu. Sasarannya adalah mulut Gunung Api Mauna Loa di Hawaii yang melelehkan lava yang mengancam Kota Hilo.
Saat itu, beberapa minggu setelah serangan udara, muntahan lava benar bisa terhenti. Kalangan ahli vulkanologi menyebutnya sebagai kesuksesan, namun kalangan ahli geologi tak menyebut yang sama. Menurut para geolog, produksi lava oleh gunung api itu memang telah melemah bersamaan dengan waktu pengeboman.
Penggunaan bahan peledak untuk mengubah alur sungai lava gunung api juga pernah dicoba di Pulau Sisilia, Italia, saat Gunung Etna Meletus.
NEWSWEEK, AP
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.