Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Flora dan Fauna Terancam, Hutan Muria Diusulkan Jadi Taman Hutan Raya

Status Taman Hutan Raya pada hutan Muria akan menjadikannya wilayah konservasi.

26 Maret 2025 | 10.33 WIB

Macan tutul jawa di Indonesia (ANTARA/Nazela Azzahra)
material-symbols:fullscreenPerbesar
Macan tutul jawa di Indonesia (ANTARA/Nazela Azzahra)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Semarang - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akhirnya mengusulkan pegunungan Muria menjadi Taman Hutan Raya atau Tahura. Usulan tersebut telah dilayangkan kepada Kementerian Kehutanan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kami harus bareng-bareng menjaga alam dan sudah diusulkan," kata Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi melalui siaran tertulis pada Rabu, 26 Maret 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Status Tahura pada pegunungan di daerah Kabupaten Kudus, Jepara, dan Pati itu akan menjadikannya wilayah konservasi. Usulan itu disampaikan karena saat ini sejumlah flora dan fauna di hutan Muria terancam keberadaannya.

Usulan serupa telah disampaikan Peneliti Ahli Utama Konservasi Keanekaragaman Hayati Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Hendra Gunawan tiga tahun lalu. Perubahan status itu diharapkan turut melindungi keberadaan macam tutul di Muria. Macan tutul merupakan kucing besar yang masih tersisa di Pulau Jawa setelah punahnya macan jawa.

Menurut Hendra, kawasan Gunung Muria dapat dijadikan kawasan konservasi berbentuk Tahura. "Dengan status sebagai hutan konservasi akan lebih menjamin kelestarian hutan dan keanekaragaman hayati di Gunung Muria, termasuk macan tutul," ujar dia di Semarang pada 26 September 2022 lalu.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 287 Tahun 2022, wilayah Muria masuk dalam Kawasan Hutan dengan Pengelolaan Khusus atau KHDPK. "Enam skema pengelolaam KHDPK dapat di Tahura. Artinya penetapan Gunung Muria sebagai Tahura tidak bertentangan," tuturnya.

Dia mengatakan, alih status Gunung Muria menjadi hutan konservasi bertujuan mencegah kerusakan akibat perambahan, menyelamatkan keanekaragaman hayati endemik termasuk macan tutul, serta dapat dimanfaatkan optimal untuk konservasi.

Dalam catatan Hendra, Gunung Muria adalah salah satu konsentrasi populasi terbesar macan tutul di Jawa Tengah selain Gunung Lawu dan Slamet. Hasil monitoring Djarum Foundation bersama Yayasan Konservasi Alam Nusantara dan Perkumpulan Masyarakat Pelindung Hutan Gunung Muria mengidentifikasi 16 macan tutul hidup di sana pada 2020

Namun, dia menyayangkan fakta menggembirakan itu tak berbanding dengan lahan di Gunung Muria yang masih bisa didiami macan tutul. "Semakin bertambahnya habitat satwa langka ini yang hilang karena diokupasi untuk kebun atau ladang," ungkap Hendra.

Kerusakan hutan Muria itu ditandai seringnya macan tutul keluar hutan dan memangsa ternak milik warga. Indikasi lain adalah banjir yang semakin sering terjadi di aliran sungai di lereng Muria. "Jika terus dibiarkan, dikhawatirkan macan tutul jawa di sana secara perlahan akan mengalami kepunahan lokal," katanya.

Faktor penyebab kepunahan itu antara lain berkurangnya sumber makanan dan menyempitnya ruang jelajah. "Kemudian berkonflik dengan masyarakat," ujar Hendra.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus