Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Gempa tektonik hingga kini masih menggoyang Bengkulu. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa bermagnitudo 5,2 pada Senin, 24 Agustus 2020, pukul 17.24 WIB. “Susulan gempa kembar Bengkulu,” kata Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurutnya lewat keterangan tertulis, lokasi gempa berpusat pada koordinat 3,97 LS dan 101,04 BT. Jaraknya sekitar 137 kilometer arah barat daya Bengkulu. Sumber gempa berkedalaman 10 kilometer atau tergolong dangkal. “Dirasakan di Kota Bengkulu dengan skala intensitas I-II MMI,” ujarnya, Senin 24 Agustus 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Getaran gempa dirasakan oleh beberapa orang dan membuat benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Selama hampir sepekan terakhir, setiap hari terjadi gempa susulan di Bengkulu. Terhitung sejak 19 hingga 24 Agustus 2020, kata Daryono, total sudah terjadi 24 kali gempa susulan. Namun menurut catatan BMKG, hanya dua kali gempa susulan yang dirasakan.
Gempa susulan terbanyak pada 19 Agustus dengan 11 kali lindu, kemudian pada 20 dan 21 Agustus masing-masing terjadi dua kali. Lalu pada 22 Agustus 5 kali, dan 23 Agustus 3 kali. Sebelumnya pada Rabu, 19 Agustus lalu wilayah Bengkulu terutama diguncang gempa kembar (doublet earthquake).
Peristiwa itu merupakan dua gempa yang kekuatannya bermagnitudo hampir sama, dan terjadi dalam waktu serta lokasi yang relatif berdekatan. Gempa utama pertama itu terjadi pukul 05.23.56 WIB dengan magnitudo mutakhir 6,6 berkedalaman 24 kilometer dan berpusat di laut yang berjarak 169 kilometer arah barat daya Bengkulu.
Gempa keduanya muncul pukul 05.29.35 WIB dengan magnitudo mutakhir 6,7 berjarak 78 kilometer arah barat daya Bengkulu berkedalaman 86 kilometer. Saat itu guncangan gempa paling kuat terjadi di wilayah paling dekat dengan pusat gempa, yaitu di Kota Bengkulu, Bengkulu Utara, Muko-muko, Seluma, dan Kepahiang dalam skala intensitas IV MMI. Warga di wilayah itu dilaporkan sempat lari berhamburan keluar rumah akibat panik karena guncangan kuat yang terjadi secara tiba-tiba.
Guncangan paling jauh dilaporkan terasa lemah hingga Singapura dan Serpong. Menurut Daryono laporan berasal dari warga yang tinggal di lantai atas bangunan apartemen. “Hal ini sangat mungkin terjadi akibat adanya vibrasi periode panjang (long period vibration) dari gelombang gempa,” jelasnya.
Pemicu gempa kembar Bengkulu yaitu aktivitas subduksi atau penunjaman lempeng Indo-Australia ke bawah lempeng Eurasia, dengan dislokasi atau patahan batuan yang terjadi pada bidang kontak antar lempeng. Tepatnya kata Daryono pada segmen gempa besar (megathrust) Mentawai-Pagai dengan mekanisme sumber sesar naik (thrust fault).
Gempa Kembar Bengkulu sesuai hasil pemodelan BMKG tidak berpotensi tsunami. Umumnya, menurut Daryono, gempa dengan mekanisme sumber sesar naik dengan kedalaman dangkal bisa berpotensi tsunami jika kekuatan atau magnitudonya lebih dari 7,0.
ANWAR SISWADI