Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Kabupaten Sanggau di Kalimantan Barat tergolong daerah rawan guncangan gempa bumi. Menurut analisis Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Bandung, kejadian gempa terbaru di Sanggau pada Ahad, 22 September 2024, membuat kerusakan ringan di rumah penduduk. Sebaran pemukiman penduduk yang terlanda guncangan gempa bumi terletak pada kawasan rawan bencana gempa bumi rendah hingga sangat rendah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gempa tektonik bermagnitudo 4,4 di Sanggau menurut laporan Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) terjadi pada pukul 03.21 WIB, Ahad, 22 September 2024. Lokasi pusat gempa bumi terletak di darat pada koordinat 0,28 derajat Lintang Utara dan 110,15 derajat Bujur Timur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sumber gempa berjarak sekitar 51 kilometer arah barat – barat laut dari pusat Kota Sanggau, Kalimantan Barat, dari kedalaman 11 kilometer. “Gempa dipicu oleh sesar aktif,” kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono lewat keterangan tertulis, Ahad, 22 September 2024.
Intensitas gempa berskala II-III MMI. Guncangan hanya dirasakan oleh sebagian orang dan membuat benda-benda yang digantung bergoyang, hingga getarannya terasa di dalam rumah seakan ada truk yang melintas. Akibat kejadian itu, menurut Daryono, sebuah toko swalayan mengalami kerusakan ringan. Dari foto dokumentasi terlihat sebagian keramik yang melapis sebuah pilar rontok hingga hancur di lantai.
Lokasi gempa di Sanggau, menurut PVMBG, pada umumnya tersusun oleh morfologi dataran hingga dataran bergelombang, dan perbukitan bergelombang hingga terjal. Berdasarkan data Badan Geologi wilayah Sanggau tersusun oleh tanah lunak dan tanah sedang pada morfologi dataran hingga dataran bergelombang, dan tanah keras hingga batuan pada morfologi perbukitan.
Sementara litologinya, menurut data Badan Geologi, tersusun oleh batuan berumur pra-tersier, yaitu batuan metamorf dan meta sedimen, tersier atau batuan sedimen, dan endapan kuarter berupa endapan aluvial sungai. Endapan kuarter dan batuan yang telah mengalami pelapukan umumnya bersifat urai, lepas, lunak, belum kompak, dan memperkuat efek guncangan sehingga rawan guncangan gempa bumi.
Gempa yang terjadi, menurut PVMBG, tidak sampai berpotensi mengakibatkan bahaya ikutan seperti retakan tanah, penurunan tanah, gerakan tanah, dan likuefaksi. PVMBG merekomendasikan agar bangunan di Kabupaten Sanggau menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi guna menghindari risiko kerusakan serta dilengkapi jalur serta tempat evakuasi. Selain itu meningkatkan upaya mitigasi struktural dan nonstruktural.