Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Berita Tempo Plus

Lima Penyebab Green Islam Belum Populer

Di tengah masifnya kerusakan ekologi, diskursus tentang lingkungan hidup dan gerakan Islam hijau malah tidak populer. Mengapa? 

16 November 2024 | 15.00 WIB

Pemasangan instalasi panel surya di Masjid Istiqlal, Jakarta yang menjadi praktik gerakan Islam Hijau. TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Pemasangan instalasi panel surya di Masjid Istiqlal, Jakarta yang menjadi praktik gerakan Islam Hijau. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Diskursus tentang masalah lingkungan hidup tidak populer, bahkan tak disebutkan dalam pidato pertama Presiden Prabowo Subianto.

  • Hasil survei PPIM UIN Jakarta menunjukkan mayoritas masyarakat, terutama kalangan muslim Indonesia, tidak mengetahui gerakan Islam hijau.

  • Ada lima hal yang menyebabkan pengetahuan masyarakat rendah terhadap isu lingkungan. Negara turut andil.

DARI pidato pertama Presiden Prabowo Subianto, setelah pelantikannya di Gedung Nusantara Kompleks MPR/DPR pada Ahad, 20 Oktober 2024, kita tidak mendengar narasi tentang persoalan-persoalan ekologi. Gejala tidak adanya perhatian terhadap isu tersebut sangat disayangkan karena kerusakan lingkungan hidup dan dampak negatif perubahan iklim amat jelas makin mengkhawatirkan.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Endi Aula Garadian, peneliti PPIM UIN Jakarta, berkontribusi dalam artikel ini. Artikel ini bagian dari Kolokium, program penulisan sains popular dan pengembangan komunitas peneliti yang dikelola Tempo. Sebagai rubrik, Kolokium terbit Sabtu.  

Khalid Walid Djamaludin

Khalid Walid Djamaludin

Khalid Walid Djamaludin bekerja sebagai peneliti di Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta dan memiliki gelar master di bidang Antropologi Sosial dan Budaya dari University of Latvia.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus