Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Lumajang - Gunung Semeru kembali dilaporkan meletus Senin pagi ini, 17 Maret 2025. Tinggi kolom letusan yang terjadi pada pukul 08.11 WIB itu teramati kurang lebih 1.000 meter di atas puncak (kurang lebih 4.676 meter di atas permukaan laut)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah tenggara. Saat laporan ini dibuat, erupsi masih berlangsung," kata Liswanto, petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Semeru dalam laporan tertulisnya, Senin pagi, 17 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan pengamatan Pos PGA Semeru yang berlokasi di Gunung Sawit Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, itu, terjadi enam kali letusan pada Senin pagi ini. Sementara itu, berdasarkan hasil pengamatan 24 jam terakhir hingga Senin dinihari tadi, tercatat ada beberapa jenis kegempaan yang terjadi. Antara lain 52 kali gempa letusan/erupsi, 3 kali gempa guguran, 19 kali gempa embusan, 4 kali gempa harmonik, dan 1 kali gempa vulkanik dalam.
Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, menyatakan tingkat aktivitas Gunung Semeru tak berubah, masih tetap di level II atau Waspada. Pada level ini, direkomendasikan untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 8 kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi juga merekomendasikan untuk tidak beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Masyarakat juga diminta untuk mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.