Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Longsor sampah di TPA Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat, karena hujan berkepanjangan sepekan terakhir ini. Air hujan menyebabkan massa di tumpukan atas sampah menjadi berat, sampai akhirnya runtuh karena air sudah jenuh pada Sabtu siang, 8 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Sekretaris Daerah Jawa Barat Herman Suryatman, longsor dialami gunungan sampah selebar 20 meter dan tinggi 10 meter yang berada di Zona 3 TPA Sarimukti. Ditambahkannya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat selaku pengelola TPA yang digunakan bersama-sama oleh kabupaten/kota di Bandung Raya tersebut sudah menyiapkan langkah darurat untuk mengantisipasi pelayanan sampah terganggu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Over all kondisi TPA aman, sudah dilakukan langkah- langkah untuk mengatasi longsor, antara lain kami sudah buat jalan alternatif menuju Zona 3 dan Depo BBM," kata Herman, dikutip dari keterangannya hari ini, Minggu, 9 Maret 2025.
Herman menyatakan mengecek areal longsor di TPA Sarimukti pada hari ini. Ia menginstruksikan penertiban pemulung agar terhindar dari situasi berbahaya. Sejumlah alat berat juga diminta dipindahkan ke tempat yang relatif aman. "Jadi sekali lagi TPA Sarimukti dalam kondisi aman," kata dia.
Herman harus menegaskan itu karena longsor sampah di TPA pernah menimbulkan tragedi di Cimahi, Jawa Barat, pada 2005 lalu. Saat itu TPA Leuwigajah meledak lalu longsor menimpa dua desa hingga menewaskan 157 orang. Penyebabnya sama, sistem open dumping TPA yang tidak kuat digempur hujan intensitas tinggi.
Herman mengatakan akan dipasang kawat bronjong untuk mencegah sampah longsor terulang di Sarimukti. Pemerintah provinsi, kata dia, juga menambah menyiapkan anggaran Rp 200 juta untuk upaya pencegahan longsor agar tidak berdampak ke Zona 4 di TPA Sarimukti yang kapasitasnya sudah penuh terpakai.
Adapun dalam jangka panjang dijanjikan akan dilakukan penghijauan di area TPA Sarimukti. Pada tahap pertama akan ditanam sebanyak dua ribu pohon yang akan berfungsi sebagai penyerap air. "Mudah-mudahan ke depan, kalaupun ini tempat pembuangan regional, tapi kondisinya hijau," ujar Herman.
Herman mengatakan, saat ini TPA Sarimukti memiliki 4 zona pembuangan sampah. Zona 1 dan Zona 4 sudah penuh dan tidak bisa digunakan lagi menampung sampah. Sementara Zona 2 disebutkan terisi 90 persen dan Zona 3 terisi 80 persen.
Saat ini tengah dibuka Zona 5 seluas 6,3 hektare untuk memperpanjang usia penggunaan TPA Sarimukti. "Sekarang pekerjaan utamanya sudah selesai, tinggal pemasangan membran, mudah-mudahan bulan Mei sudah bisa selesai," kata Herman sambil menambahkan dengan berfungsinya Zona 5, dan kapasitas yang masih tersedia di Zona 2 dan 3, diperkirakan masa pakai TPA Sarimukti bisa diperpanjang sampai Juni 2028.
Sementara, saat ini tengah diupayakan pembangunan pengolahan sampah penggantinya yakni TPPAS Legoknangka yang memanfaatkan teknologi pengolahan sampah menjadi sumber pembangkit listrik. "Jadi kurang lebih 3,5 tahun, dan mudah- mudahan awal tahun 2028 TPPAS Legoknangka sudah bisa beroperasi," kata Herman.
Tanpa penambahan Zona 5, TPA Sarimukti sudah harus tutup pada Maret 2025 ini. Sambil menunggu rampungnya pembangunan Zona 5, Pemerintah Provinsi Jawa Barat memberlakukan kebijakan pengetatan pembuangan sampah di TPA Sarimukti oleh Kota Bandung, Bandung Barat, Kota Cimahi, serta Kabupaten Bandung. Pengetatan yang dilakukan di antaranya pelarangan pengiriman sampah anorganik ke TPA Sarimukti, serta mengurangi ritase truk pengirim sampah.