Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menyambut Hari Kopi Nasional pada 11 Maret 2024, organisasi hak asasi binatang People for the Ethical Treatment of Animals (PETA) merilis klip investigasi terbaru yang merekam bagaimana luwak-luwak di Bali masih terus dianiaya demi cita rasa kopi luwak. Kopi luwak dibuat dari biji kopi yang terproses parsial dalam pencernaan luwak, lalu dipungut dari feses mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PETA mengungkap aktivitas turis yang berlibur di Bali diajak mengunjungi perkebunan kopi dan disajikan cerita bahwa kopi yang dijual dihasilkan oleh hewan liar, ketika kenyataannya kopi tersebut diambil dari luwak yang dikurung dalam kandang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Investigasi terakhir PETA terhadap industri kopi luwak di tahun 2022 menunjukkan bahwa kopi luwak dihasilkan dengan cara menangkap luwak liar di habitat alaminya, mengurung mereka dalam kandang sempit menyedihkan, dan memberi mereka diet buah kopi—yang jauh dari menyehatkan maupun alami.
“Ada banyak yang bisa dirayakan di Hari Kopi Nasional,” ujar Senior Vice President PETA, Jason Baker, melalui keterangan tertulis, Jumat, 8 Maret 2024.
“Tetapi penyekapan, penderitaan, dan nestapa yang harus dirasakan oleh para luwak ini demi kopi, bukan hal yang patut dirayakan. Saatnya kita mengarsipkan industri ini di tempat yang seharusnya, yakni dalam catatan sejarah," kata Jason menambahkan.
Tim PETA mendokumentasikan kekerasan pada luwak di sebuah peternakan di Bali, dan menelusurinya ke perkebunan kopi yang umum didatangi turis. Menurut Jason, ada lusinan perkebunan kopi luwak lain yang tersebar di seluruh pulau dewata.
Tim investigasi menemukan luwak dalam kandang hampa dengan sisa kerak-kerak feses, kotoran, tanah, dan buah kopi yang membusuk. "Mereka terus mondar-mandir mengelilingi kandang dan menderita luka terbuka," kata Jason.
Menurut dia, seorang representatif bercerita pada penyidik PETA bahwa turis akan murka jika mengetahui asal muasal kopi luwak ini. "Ketika penyidik kami datang langsung ke perkebunan kopi, pemandu yang mendampingi menyangkal bahwa mereka mempekerjakan luwak yang dikurung, meskipun telah dikonfrontasi."
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.