Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengatakan temuan lubang ozon seluas 26 juta kilometer persegi di atas Antarktika tidak berdampak langsung kepada Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Lubang ozonnya terjadi di Antarktika. Jadi, negara-negara yang dekat dengan Kutub Selatan yang lebih terkena dampak, seperti Australia. Kalau lubang ozonnya makin meluas, baru Indonesia terdampak," kata Direktur Mitigasi Perubahan Iklim KLHK Yulia Suryati sebagaimana dikutip Antara, Selasa, 10 Oktober 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meskipun begitu, Yulia menyampaikan bahwa masyarakat Indonesia dapat berperan dalam melindungi ozon, di antaranya melalui tindakan mengurangi penggunaan bahan perusak ozon (BPO) yang banyak terdapat pada sistem pendingin.
"Kita harus mengurangi penggunaan bahan perusak ozon yang banyak digunakan pada sistem pendingin. Masyarakat pada saat harus menyervis AC atau sistem pendingin lainnya harus memastikan refrigerant (pendingin) yang bersifat BPO tidak dilepas ke udara atau atmosfer," kata Yulia.
Badan Antariksa Eropa (ESA) melalui pemantauan yang dilakukan Satelit Copernicus Sentinel 5P menemukan kemunculan lubang ozon di atas Antarktika yang mencapai ukuran seluas 26 juta kilometer persegi.
Luas lubang ozon itu diperkirakan setara dengan tiga kali luas Brasil. Sebagaimana dikutip dari Live Science, data satelit menunjukkan bahwa ukuran lubang pada lapisan ozon di atas Antartika itu adalah salah satu yang terbesar yang pernah muncul. Para ahli pun menilai lubang tersebut muncul akibat letusan gunung berapi bawah laut Tonga pada awal 2022.
Lapisan ozon merupakan lapisan di atmosfer pada ketinggian 20 sampai 35 kilometer di atas permukaan bumi yang mampu menyerap 97 hingga 99 persen sinar ultraviolet matahari yang berpotensi menimbulkan kerusakan di muka bumi.
Pelindungan lapisan ozon dapat mengurangi dampak radiasi sinar ultraviolet B terhadap kesehatan manusia dan makhluk hidup lain serta lingkungan hidup.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.