Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kualitas udara di Jakarta masih berkategori Tidak Sehat, berdasarkan penilaian IQAir, hingga hari ini Jumat, 30 Agustus 2024. Aplikasi pemantau kebersihan udara itu mencatat indeks kualitas udara (AQI) Jakarta berada di angka 163, pada dinihari tadi. Konsentrasi partikel halus (particulate matter/PM) 2,5 di DKI tercatat mencapai 73 mikrogram per meter kubik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 14,6 kali nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),” begitu bunyi data yang ditampilkan di situs resmi IQAir, Kamis dinihari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari catatan berkala IQAir, kualitas udara di Jakarta berkategori Tidak Sehat secara berturut-turut sejak 26 Agustus lalu. Pada Rabu lalu, 28 Agustus 2024, AQI di DKI berada di level 152, kemudian naik drastis menjadi 165 pada keesokan harinya.
Level AQI Jakarta sebesar 163 pada hari ini sudah jauh melampaui ambang batas 100, untuk kategori polusi tingkat menengah atau sedang. Hingga Jumat dinihari, tingkat AQI di ibu kota negara masih di bawah Tangerang Selatan, kota tetangga dengan level AQI 189.
Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Sigit Reliantoro, sebelumnya memprediksi kualitas udara Jabodetabek belum akan banyak berubah hingga September nanti. Periode ini juga merupakan puncak musim kemarau.
"Begitu memasuki Oktober, kualitas udara jakarta menjadi rendah dan menengah, karena sudah ada potensi hujan," katanya dalam konferensi pers di Kantor KLHK, Jakarta, Rabu, 21 Agustus 2024.
Bila ditinjau dari Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) di Indonesia pada Agustus 2024, kualitas udara secara nasional berada dalam rentang kondisi baik hingga tidak sehat. Perlu diketahui, ISPU dihitung dengan teknologi Air Quality Monitoring Station (AQMS) yang telah dipasang di beberapa kota.
Menurut Sigit, tidak ada lokasi yang masuk kategori sangat tidak sehat dan berbahaya. Kategori baik cenderung untuk wilayah Indonesia Timur, sedangkan yang tidak sehat ada di Jakarta dan sekitarnya. “Yang tidak sehat itu ada di Jabodetabek. Warnanya kuning, menunjukkan tidak sehat," tuturnya.
Irsyan Hasyim berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: Tempo Raih AMSI Awards 2024 Lewat Inovasi Jangkau Audiens