Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Usai Masa Kunjungan Paus Fransiskus, Kualitas Udara Jakarta Kembali Berkategori Tidak Sehat

Dipantau dari IQAir, tingkat polusi Jakarta yang sempat menurun saat kunjungan Paus Fransiskus kembali meningkat hari ini, Sabtu, 7 September 2024.

7 September 2024 | 08.44 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Aplikasi IQAir mecatat kualitas udara di Jakarta pada Sabtu pagi, 7 September 2024, kembali berkaegori Tidak Sehat. Kondisi udara ini lebih buruk bila dibandingkan saat kedatangan Paus Fransiskus ke DKI, pada 3-6 September lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketika dipantau pada pukul 08.30 WIB tadi, tadi, Indeks Kualitas Udara atau Air Quality Index (AQI) Jakarta mencapai angka 156. Adapun konsentrasi partikel halus (Particulate Matter/PM) 2,5 sebesar 62 mikrogram per meter kubik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Konsentrasi PM2.5 di Jakarta 12,4 kali nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)," begitu bunyi catatan di laman IQAir.

Dengan kepekatan polutan tersebut, Jakarta berada di posisi ke-4 dalam daftar kota paling berpolusi versi IQAir. Dalam catatan real-time ini, kualitas udara Indonesia sedikit lebih baik dibanding Kota Kinsasha di Republik Demokratik Kongo, Kampala di Uganda, serta Dubai di Uni Emirat Arab.

Selama masa kunjungan Paus Fransiskus, kategori kualitas udara Jakarta sempat turun ke level Sedang, dengan AQI 94. Polusi di ibu kota ditengarai berkurang akibat kebijakan bekerja dari rumah atau Work from Home (WFH) yang diterapkan pemerintah. Kebijakan itu juga untuk mengurangi kemacetan lalu lintas saat kegiatan besar, misalnya misa akbar di Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, pada 5 September lalu.

Pada Kamis dan Jumat atau 5-6 September 2024, AQI Jakarta merangkak naik ke level 100. Namun, masih berkategori Tidak Sehat Bagi Kelompok Sensitif. Angkanya kembali meningkat pada pagi ini.

Dikutip dari Antara, Jumat, 6 September 2024, Yayasan Udara Anak Bangsa atau Bicara Udara mendorong pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka untuk menjadikan polusi udara sebagai masalah prioritas nasional yang perlu diatasi. "Penanganan polusi udara menjadi krusial untuk mewujudkan Indonesia Emas karena berdampak terhadap kesehatan anak dan generasi mendatang," kata Co-Founder Bicara Udara, Ratna Kartadjoemena.

Kerugian yang ditimbulkan oleh polusi udara ini sangat besar. Data dari BPJS Kesehatan menunjukkan bahwa penanganan penyakit akibat polusi udara, pada 2018 hingga 2022, menelan biaya sebesar Rp18 triliun. Artinya polusi udara tak semata masalah dari sisi kesehatan masyarakat, tetapi juga menambah beban ekonomi yang signifikan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus