Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Manfaat Biodiesel dalam Pengembangan Energi Hijau

Biodiesel memiliki potensi besar untuk berkontribusi pada transformasi menuju energi yang lebih bersih dan berkelanjutan di masa depan.

4 Juli 2024 | 18.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Petugas mengisi bahan bakar B30 pada kendaraan saat peluncuran B30 di kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (13/6) Pemerintah melakukan uji coba penggunaan Bahan Bakar campuran Biodiesel 30% (B30) pada bahan bakar solar kendaraan bermesin diesel. Tempo/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Biodiesel sebagai alternatif bahan bakar terbarukan, semakin mendapatkan perhatian global karena manfaatnya yang beragam terhadap lingkungan dan ekonomi. Biodiesel adalah bahan bakar yang diproduksi dari bahan-bahan organik, seperti minyak nabati, minyak jelantah, atau lemak hewani. Kehadirannya memberikan potensi besar untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dan mengurangi emisi gas rumah kaca.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Salah satu manfaat utama biodiesel adalah dampaknya terhadap lingkungan. Penggunaan biodiesel dapat mengurangi emisi gas buang yang merugikan lingkungan, seperti karbon monoksida, hidrokarbon, dan partikulat. Selain itu, biodiesel juga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca seperti karbon dioksida, membantu memperlambat laju perubahan iklim global. Ini karena biodiesel menghasilkan lebih sedikit emisi karbon dibandingkan bahan bakar diesel konvensional.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Secara ekonomis, biodiesel juga memberikan berbagai keuntungan. Produksi biodiesel cenderung lebih lokal dan dapat meningkatkan kemandirian energi suatu negara dengan mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar fosil. Selain itu, industri biodiesel menciptakan lapangan kerja baru dalam rantai pasokan dari produksi bahan baku hingga distribusi dan penjualan. Ini mendukung pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional, serta mengurangi biaya untuk mengimpor bahan bakar fosil.

Penerapan biodiesel juga berdampak positif terhadap sektor pertanian. Permintaan akan bahan baku biodiesel, seperti minyak nabati, memberikan kesempatan bagi petani untuk menanam tanaman penghasil minyak, seperti kedelai, rapeseed, atau kelapa sawit. Hal ini tidak hanya meningkatkan pendapatan petani tetapi juga mengurangi risiko pasokan pangan dunia dengan menciptakan permintaan baru bagi hasil pertanian.

Dalam skala global, biodiesel membantu mengurangi tekanan terhadap cadangan minyak bumi yang semakin menipis. Sumber daya bahan bakar fosil yang terbatas ini memunculkan kekhawatiran atas stabilitas harga dan keamanan pasokan energi. Dengan memanfaatkan biodiesel sebagai alternatif yang dapat diperbarui, negara-negara dapat mengurangi risiko terhadap fluktuasi harga minyak dunia dan mengamankan pasokan energi dalam jangka panjang.

Keberlanjutan menjadi fokus utama dalam pengembangan biodiesel. Bahan baku untuk biodiesel dapat diperbarui dan diproduksi secara berkelanjutan, jika dikelola dengan baik. Praktik-praktik seperti penanaman kembali tanaman penghasil biodiesel atau penggunaan limbah organik untuk produksi biodiesel dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan memperkuat manfaat ekonomi.

Namun, tantangan masih ada dalam pengembangan biodiesel. Salah satu isu utama adalah ketersediaan bahan baku yang memadai dan berkelanjutan untuk produksi biodiesel dalam jumlah besar. Pengembangan teknologi juga penting untuk meningkatkan efisiensi produksi biodiesel dan mengurangi biaya produksi agar lebih kompetitif dengan bahan bakar fosil.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus