Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Banjir bandang menyeret puluhan kendaraan di Girona, provinsi di bagian barat laut Spanyol, pada Jumat dinihari, 8 November 2024. Peristiwa itu langsung mengingatkan kembali bencana di Valencia 10 hari sebelumnya yang diyakini telah menewaskan lebih dari 200 orang--sebagian belum berhasil ditemukan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Banjir bandang Girona tepatnya terjadi di Kota Cadaques. Sebanyak lebih dari 30 mobil ikut tersapu. Kebanyakan berakhir bertumpuk satu sama lain di kolong jembatan--tak sampai mencapai laut. Beruntung pula, tak ada korban jiwa yang dilaporkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Badan Cuaca Catalonia, Meteocat, menayangkan video kejadian banjir bandang tersebut. Disebutkannya, banjir didahului hujan lebat dan berkepanjangan. "Hujan yang turun diperkirakan lebih dari 100 mm," bunyi keterangan yang disampaikan lewat akun media sosialnya dan dikutip oleh sejumlah media pemberitaan.
Menurut klasifikasi yang dibuat BMKG, curah hujan lebih dari 100 mm sudah termasuk hujan lebat. Bandingkan dengan hujan 500 mm yang terjadi sebelum banjir bandang Valencia. Secara keseluruhan, Badan Meteorologi Spanyol mengungkapkan curah hujan di negerinya sepanjang 1 Oktober sampai 5 November lalu terdata 72 persen lebih tinggi daripada normalnya untuk periode yang sama.
Seorang warga lokal mengungkap di media sosial X kalau situasi di Cadaques sempat mencekam. Yang lain menyebut banjir bandang terjadi saat pagi buta mencegah tragedi jatuh korban jiwa. "Andai terjadi siang hari, saya yakin kita akan menyaksikan banyak korban," kata dia.
Wali Kota Pia Serinyana memastikan hanya 32 mobil yang sedang terparkir yang menjadi korban. "Kami telah mendapat peringatan dini sebelumnya dari Pusat Koordinasi Operasi Catalonia," katanya sambil menambahkan hujan sangat lebat terutama antara pukul 2 dan 3.
Cadaques terletak sekitar 300 mil sebelah utara Valencia yang saat banjir bandang lalu kehilangan lebih dari 200 orang warganya. Di antaranya ada dua warga Inggris dan 78 orang yang masih hilang.
BERBAGAI SUMBER