Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Lingkungan

Mengapa Kucing dan Anjing Sering Bertengkar?

Begitu terkenalnya perkelahian antara kucing dan anjing, orang-orang bahkan mengumpamakan dua orang yang selalu ribut seperti mereka.

21 September 2021 | 14.27 WIB

Adu Cerdas Kucing dan Anjing
Perbesar
Adu Cerdas Kucing dan Anjing

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sudah menjadi kepercayaan umum kucing dan anjing bukanlah kawan baik. Keduanya bahkan sering berseteru. Mengapa bisa demikian?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Begitu terkenalnya perkelahian kucing dan anjing, orang-orang bahkan mengumpamakan dua orang yang selalu ribut seperti kucing dan anjing. Dilansir dari laman Catify, Sabtu,14 Maret 2020, rasa tidak suka antara kucing dan anjing mengalir dalam darah mereka.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dalam sejarahnya, kebencian antara kucing dan anjing sudah ada sejak manusia pertama memelihara mereka. Saat anjing menjadi sahabat manusia dan mendapatkan seluruh perhatian juga perawatan dari pemiliknya, kucing lebih diarahkan keluar ruangan.

Kemudian kucing menjinakkan diri di rumah sambil mempertahankan kualitas kucing besarnya. Hal ini menimbulkan ancaman bagi anjing karena wilayah mereka dan perhatian pemiliknya direbut oleh spesies lain. Di sisi lain, kucing juga merasa anjing mengancam dominasinya.

Hal itu terbawa hingga sekarang. Jika mereka tinggal satu atap, mereka akan bersaing untuk mendapatkan makanan lebih, dominasi teritorial, dan perhatian pemilik mereka. Kedua hewan ini juga memiliki perilaku berbeda yang bisa menyebabkan miskomunikasi dan salah tafsir, sehingga menimbulkan ketegangan antar keduanya.

Kucing dan anjing mempunyai naluri bawaan untuk mengejar hewan yang lebih kecil. Dalam hal ini, kucing lebih mirip mangsa dan anjing mirip pemangsa. Anjing liar menganggap kucing sebagai mangsa sementara kucing menganggap anjing sebagai ancaman.

Kucing dan anjing juga tidak memiliki kesan pertama yang baik satu sama lain. Ini disebabkan karena perilaku dan sinyal mereka berbeda. Misalnya, seekor anjing akan mengibaskan ekornya jika ia sedang senang. Sebaliknya, seekor kucing mengibaskan ekor saat ia merasa kesal atau benar-benar gila.

Meski sering bertengkar, kedua spesies ini memiliki persamaan. Di alam liar, keduanya dikenal sebagai hewan yang suka bertarung dan tidak pernah mundur. Mereka juga dikenal agresif dalam melindungi anak-anaknya, makanan, dan kawanan mereka.

AMELIA RAHIMA SARI

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus