Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

Pulau Kucing Populer di Jepang Diperkirakan Tak Bertahan Lama Lagi , Ini Sebabnya

Aoshima, salah satu pulau kucing di Jepang, dihuni ratusan kucing, lebih banyak dari pada penduduknya yang hanya belasan.

27 September 2024 | 13.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Jepang memiliki belasan pulau kucing, salah satu yang paling terkenal adalah Aoshima di Prefektur Ehime. Pulau ini bisa dijangkau dengan kereta dan ferry dari Tokyo dengan perjalanan belasan jam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hal yang membedakan Aoshima dengan pulau-pulau kucing lainnya adalah populasinya yang lebih banyak dengan berbagai ras. Sayangnya, kucing-kucing ini diperkirakan akan punah dalam beberapa tahun mendatang. 

Awal Kepunahan

Kekhawatiran akan kepunahan kucing-kucing itu diumumkan dalam sebuah Tweet @aoshima_cat yang dikutip Japan Today, Kamis, 26 September 2024. Dalam unggahan berjudul "Masa Depan Pulau Kucing" itu, disebutkan bahwa jumlah kucing secara bertahap berkurang. Kucing-kucing itu semakin tua. Saat ini, kucing-kucing di pulau itu semuanya berusia lebih dari tujuh tahun. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Sejak sterilisasi dan pengebirian yang dilakukan pada Oktober 2018, tidak ada anak kucing yang lahir. Kami pikir kucing-kucing itu akan menyeberangi jembatan pelangi (mati) dalam beberapa tahun," demikian tertulis di unggahan itu. 

Pengumuman tersebut muncul enam tahun setelah pulau tersebut mulai mengebiri hewan-hewan tersebut atas rekomendasi Masyarakat Perlindungan Kucing Aoshima. Alasannya, populasi kucing yang berjumlah 130 ekor terlalu besar untuk dirawat oleh 13 penduduk di pulau tersebut, terutama mengingat usia rata-rata populasi manusia adalah 75 tahun.

Cat Mama

Kucing-kucing ini dirawat oleh Cat Mama, merujuk pada penduduk pulau itu yang kini berusia 73 tahun. Cat Mama membersihkan kotoran mereka dari jalan-jalan di seluruh pulau seluas 0,49 kilometer persegi tersebut setiap hari sehingga tempat tersebut tampak bersih dan rapi bagi wisatawan.

Ia juga menyiapkan makanan untuk kucing-kucing itu. Namun, dengan menurunnya jumlah wisatawan karena banyaknya pembatalan perjalanan penyeberangan dari daratan utama selama cuaca buruk, ada risiko kucing-kucing akan kelaparan. Oleh karena itu, Cat Mama menyetok makanan untuk kucing-kucing itu sampai dengan satu tahun. 

Ada kekhawatiran juga setelah Cat Mama tiada, karena usianya yang sudah tua, kucing-kucing itu tidak ada lagi yang merawat. Pulau kucing paling populer di Jepang diperkirakan hanya akan bertahan selama dua tahun lagi.

JAPAN TODAY | TOKYO WEEKENDER

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus