Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan delapan kabupaten dan kota di Kalimantan Tengah yang sebelumnya dilaporkan terendam banjir mulai berangsur surut. Daerah-daerah tersebut yakni Kabupaten Barito Selatan, Pulang Pisau, Gunung Mas, Katingan, Murung Raya, Sukamara, dan Kota Palangkaraya.
“Genangan tertinggi terpantau di Kabupaten Barito Selatan, sekitar 345 centimeter,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi BNPB Abdul Muhari dalam keterangan tertulis pada Jumat, 15 Maret 2024.
Adapun Kabupaten Murung Raya, Barito Utara, dan Sukamara sudah mengalami surut. Muhari lantas menjelaskan intensitas surut banjir bervariasi karena ketinggian air banjir berbeda-beda di masing-masing daerah. Hal ini terpantau dalam laporan Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana Provinsi Kalimantan Tengah.
Banjir di Kalimantan Tengah dimulai ketika adanya hujan deras yang mengguyur sejak Selasa malam, 12 Maret 2024. Banjir terjadi akibat meluapnya Sungai Kahayan dan beberapa anak sungai lain. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Palangkaraya sempat mendata lima warganya dilaporkan tenggelam.
Muhari menyebut, pemerintah juga terus mendata ribuan keluarga yang dilaporkan terdampak. Di antaranya berdampak pada 6.954 keluarga di Kota Palangkaraya; 5.302 keluarga di Barito Selatan; 1.976 keluarga di Pulang Pisau; 639 keluarga di Gunung Mas; 206 keluarga di Katingan; 180 keluarga di Murung Raya; dan 85 keluarga di Sukamara.
Dari jumlah tersebut, dilaporkan 323 keluarga di Kota Palangkaraya dan 81 keluarga di Pulang Pisau harus mengungsi. Pemerintah daerah disebut telah mengaktifkan sejumlah layanan publik untuk penanganan darurat. Mulai dari tiga pos pengungsian dan dua gedung fasilitas publik di Kota Palangkaraya.
“Pos di Kota Palangkaraya didukung dengan pos kesehatan, dapur umum, dan MCK (Mandi Cuci Kakus),” kata Muhari. Sedangkan di Kabupaten Pulang Pisau, warga pengungsi ditampung di rumah kerabat atau tetangga terdekat. Pemerintah juga mendata sedikitnya 6.902 unit rumah mengalami kerugian akibat terendam banjir.
Saat ini, BPBD telah melakukan siap-siaga bencana di masing-masing daerah. Di antaranya dengan mengirimkan bantuan kemanusiaan dan distribusi logistik. Adapun Pemerintah Kota Palangkaraya bahkan memberlakukan status tanggap darurat banjir selama tujuh hari sejak 10 hingga 17 Maret mendatang. Pemerintah turut mengaktifkan pos komando bantuan.
Penjabat Wali Kota Palangkaraya Hera Nugrahayu menyatakan saat ini pemerintah memprioritaskan penanganan korban banjir. Khususnya warga yang terdampak sungai meluap di tepi Sungai Kahayan dan sungai-sungai lain. “Kami melakukan tinjauan langsung di lokasi terdampak untuk memastikan bahwa semua kebutuhan mendesak warga dapat terpenuhi," kata Hera seperti dikutip dari Antara pada Jumat, 15 Maret 2024.
Pemerintah kota menyiapkan bantuan berupa sandang, pangan, papan, dan layanan kesehatan di tempat pengungsian. Hera juga berkoordinasi dengan berbagai instansi terkait untuk memastikan penanganan bencana berjalan dengan efektif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
"Apalagi saat ini tercatat ribuan warga dari berbagai wilayah di Palangkaraya telah menjadi korban banjir baik dalam kategori ringan atau sampai harus pindah di rumah kerabat ataupun di posko pengungsian," ucap dia. Hera juga mengimbau warga yang masih bertahan di rumah untuk segera mengungsi ke posko-posko yang telah disediakan oleh pemerintah.
“Pemerintah Kota Palangka Raya telah menyediakan posko-posko pengungsian yang aman dan memadai. Posko pengungsian yang telah disediakan dapat menjadi tempat perlindungan yang aman bagi warga yang terdampak banjir karena telah disediakan fasilitas dan kebutuhan dasar bagi para pengungsi,” katanya.
Tim gabungan dari berbagai instansi terkait telah dikerahkan untuk memberikan bantuan evakuasi, logistik, dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat terdampak. Selain itu, ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk saling membantu sesama dalam menghadapi musibah ini. Menurut dia, dalam situasi darurat, kerja sama penting untuk meminimalkan dampak bencana dan memastikan keselamatan semua warga.
IRSYAN HASYIM | ANTARA
Baca Juga: BNPB Laporkan Wilayah Pantura Terdampak Bencana Hidrometeorologi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini