Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tim mahasiswa Politeknik Manufaktur atau Polman Bandung meraih juara kedua kategori remaja di Lomba Kereta Kotak Sabun yang berlangsung di Bandung mulai 25 hingga 27 Agustus 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kendaraan beroda empat berbentuk peluru atau roket itu mereka rancang dan buat sendiri dari keilmuan yang mereka peroleh di kampus. “Badannya kami pakai ulang drum bekas bahan kimia dari tukang loak,” kata manajer tim Syu’ban Fadhlur, Minggu 27 Agustus 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bahan pakai ulang lainnya seperti kayu di bagian bawah. Sementara untuk rangka dari besi, mereka gunakan bahan yang masih baru untuk menjaga keamanan ketika dipakai. Begitu pun roda dan sistem pengereman.
Pembuatannya menurut Syu’ban melibatkan 13 orang mahasiswa Polman Bandung angkatan 2022 dari berbagai jurusan engineering, seperti desain, automation, manufaktur, dan pengecoran logam. “Kami kumpul di unit kegiatan mahasiwa otomotif,” ujarnya.
Persiapan untuk lomba terhitung cepat. Tadinya mereka ingin membuat dua unit kereta kotak sabun. Namun karena ada kendala teknis, tim hanya berhasil menyelesaikan sebuah unit yang dinamakan Dadali K21, singkatan dari alamat kampus mereka di Jalan Kanayakan nomor 21 Bandung. Bersaing di kategori remaja, mereka menghadapi lawan tanggung dari tim Grage Group yang profesional.
Tanpa mesin, kereta kotak sabun hanya bisa melaju di jalan menurun atau sambil didorong orang dari belakang. Saat lomba, para peserta diluncurkan dari ketinggian tiga meter yang menurun hingga sepanjang 12 meter lalu melaju hingga garis akhir sejauh 175 meter.
Sistem pengereman jadi faktor
Pada kesempatan pertama, tim mahasiswa Polman sempat menabrak pembatas. “Karena ada masalah pengereman dan terlambat mengerem,” ujar Syu’ban.
Pada saat awal ketika diluncurkan itu menurutnya, sistem pengereman dan cara mengerem menjadi faktor penting. Unsur lain seperti roda yang dipakai agar bisa lebih dulu mencapai garis akhir dibandingkan lawan.
“Kami menerapkan ilmu sambil bersenang-senang dan menyalurkan hobi,” kata dia. Biaya pembuatan satu kereta kotak sabun itu Rp 10 juta. Sementara hadiah yang mereka peroleh Rp 3,5 juta.
Sebelumnya menurut Syu’ban, mahasiswa Polman telah membuat kereta peti sabun pada 2010-2015 untuk lomba. Tim rencananya akan mengembangkan lagi untuk persiapan lomba sejenis. Termasuk untuk kendaraan bertenaga listrik. “Tentunya bisa banget tapi perlu ada beberapa perubahan,” ujarnya.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.