Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Valerie dan Veronika Krasnasari "The Twins" menyatakan menerapkan fesyen berkelanjutan meski bekerja sebagai model. Mereka mengatakan cara itu diterapkan sebagai bentuk kesadaran dan peduli lingkungan, yakni dengan semaksimal mungkin memanfaatkan pakaian yang masih layak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Beli adalah pilihan terakhir, itu salah satu yang menjadi bagian hidup kami, sustainable fashion," kata Valerie dalam acara diskusi Muda-Mudi Konservasi di Sarinah, Jakarta, Minggu, 6 Oktober 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dua saudara kembar itu sama berprofesi sebagai model yang juga aktif dalam isu lingkungan. Mereka juga kerap menyosialisasikan kepedulian terhadap lingkungan melalui akun Instagram pribadi dan akun @sustainbabes.
Valerie mengatakan alasan dia dan saudaranya menerapkan sustainable fashion adalah industri fesyen menjadi yang kedua paling banyak mencemari Bumi. Itu juga berhubungan dengan industri minyak dan batu bara sebagai yang pertama paling banyak mencemari lingkungan.
Produk fesyen yang ada, kata Valerie, juga banyak berbahan poliester dan plastik yang juga berasal dari olahan minyak bumi. Maka dari itu, membeli pakaian baru bagi seorang model seperti mereka berdua adalah pilihan terakhir.
"Setiap ada event tidak harus beli, antara bisa pakai stylish, pakai baju yang kami punya, atau sewa saja," ucap Valerie.
Meski demikian, Valerie dan Veronika tetap bangga karena bisa meminimalisir membeli pakaian. Sebagai model, cara seperti itu juga tidak mengurangi gaya penampilan karena bisa padu padan. "Kami merasa ada tanggung jawab juga," tutur Valerie.
Sewa Jasa Pilah Sampah yang Tepat
Mereka berdua juga menerapkan perspektif peduli lingkungan dalam kehidupan sehari-hari, sebagai contohnya adalah memilah sampah. Keluarga mereka juga bahkan menyewa jasa angkutan sampah yang peduli dengan memilahdan menangani sampah yang tepat.
Keduanya tidak ingin sampah rumah tangga dan lain-lain tercampur aduk dalam satu tempat pemprosesan akhir (TPA) seperti pada umumnya. "Percuma juga kalau sudah dipilah, tapi di TPA tercampur lagi," kata Valerie.
Menurut dia, memberi pemahaman pengelolaan sampah paling dekat adalah kepada keluarga. Setelah itu baru ikut menyosialisasikan kepada tetangga dan orang lain untuk memilah sampah.