Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Penyu Belimbing Raksasa Diselamatkan di Minahasa, Dijaga di Raja Ampat

Penyelamatan penyu belimbing menjadi bentuk kesadaran dan kado untuk momentum Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang baru lalu.

12 Juni 2021 | 17.54 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Penggiat lingkungan dan warga Minahasa, Sulawesi Utara, saat menyelamatkan seekor penyu belimbing raksasa yang terperangkap di rawa di Pantai Oping, Sabtu 12 Juni 2021. (ANTARA)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Minahasa - Seekor penyu belimbing raksasa berhasil diselamatkan setelah sempat terperangkap di rawa di Pantai Oping, Kecamatan Kakas, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara, Sabtu 12 Juni 2021. Perlu belasan orang untuk menggiring dan melepas penyu itu ke laut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kami menemukan penyu yang terperangkap di daerah rawa air tawar yang ada di sekitar pantai sehingga dengan cepat kami keluarkan," kata Ronald Kumendong, penggiat lingkungan di Minahasa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia mengungkapkan, penyelamatan dilakukan bersama para pemuda Desa Paslaten, Kecamatan Kakas, yang saat bersamaan sedang berada di Pantai Oping. Dia menambahkan, penyu belimbing baru kali ini ditemukan singgah atau tersesat di kawasan pantai itu.

"Kemungkinan bertelur tapi sebelumnya tidak pernah ditemui penyu di kawasan ini," kata Ronald.

Dia pun berharap semua pihak memberikan perhatian terhadap pelestarian lingkungan, khususnya perlindungan terhadap hewan dilindungi seperti penyu belimbing. Penyelamatan, dia menambahkan, menjadi bentuk kesadaran dan kado untuk momentum Hari Lingkungan Hidup Sedunia yang baru lalu.

Berbeda dari yang terjadi di Pantai Oping, sebanyak lima ekor penyu belimbing diketahui telah berhasil mendarat dan bertelur di Pantai Warebar, Kampung Yenbekaki, Raja Ampat, Papua Barat, sejak bulan lalu. Lima sarang berisi telur-telur penyu itu kini masih dijaga masyarakat Kelompok Penggiat Konservasi Penyu Kampung Yenbekaki agar terhindar dari serangan predator hewan seperti biawak, ular, babi hutan, dan anjing liar.

"Sarang telur juga dijaga dari predator utama manusia, para pemburu penyu dan telurnya untuk diperjualbelikan demi keuntungan pribadi," kata Ketua Kelompok Penggiat Konservasi Penyu Kampung Yenbekaki, Yusuf Mayor, di Waisai, Minggu 6 Juni 2021.

Dia menjelaskan sarang dijaga sampai telur penyu menetas menjadi tukik dan kemudian dilakukan penangkaran selama satu minggu sebelum dilepas ke laut. Diperkirakan, jika menetas nanti akan terlahir sekitar 500 tukik sebab satu ekor penyu belimbing mampu bertelur 90-125 butir.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus