Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Perbedaan Tornado dan Angin Puting Beliung Menurut BMKG

BMKG tolak sebut tornado untuk amuk angin di Rancaekek. Lalu, apa perbedaan tornado dan angin puting beliung?

25 Februari 2024 | 16.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Cuplikan video saat terjadi angin tornado pertama di Indonesia di Rancaekek, Bandung, Rabu, 21 Februari 2024. X.com/@@DhankSuhendar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG menolak definisi tornado untuk bencana amuk angin yang terjadi di Rancaekek, Kabupaten Bandung, dan daerah sekitarnya pada Rabu sore, 21 Februari 2024. BMKG lebih memilih tetap menyebutnya sebagai puting beliung.

Alasannya istilah puting beliung sudah cukup dipahami di tengah masyarakat. Tornado, sebaliknya, dianggap menimbulkan kepanikan dan ketakutan yang berlebihan di tengah masyarakat. Lantas, apa perbedaan tornado dan angin puting beliung?

Tornado adalah kolom udara yang berputar kencang membentuk hubungan antara awan cumulonimbus dengan permukaan tanah.

Tornado biasanya muncul dalam banyak ukuran, tetapi biasanya muncul dengan berbentuk corong kondensasi yang terlihat jelas dan ujungnya menyentuh bumi dan dikelilingi oleh awan-awan yang membawa puing.

Secara etimologis, kata tornado berakar dari bahasa Spanyol, yaitu tronada dan memiliki arti badai petir. Selain itu, kata tornado berasal dari bahasa latin, yakni tonare yang memiliki arti gemuruh.

Tornado biasanya memiliki kecepatan angin mencapai 177 km/jam atau lebih dan memiliki rata-rata jangkauan 75 meter serta bisa menempuh beberapa kilometer sebelum menghilang. Bahkan, pada beberapa peristiwa, dijumpai tornado yang memiliki kecepatan hingga 300 sampai 400 km/jam.

Pada umumnya, tornado terjadi di wilayah Timur Tengah, Amerika Latin, Afrika Selatan, Eropa, Australia, dan Selandia Baru. Namun, peristiwa tornado seringkali dijumpai di Amerika Serikat.

Tornado biasanya terjadi saat musim pancaroba tiba dan terjadi di rentang waktu siang hingga sore hari dengan suhu udara yang panas, pengap, dan awan di langit akan menghitam. Proses terjadinya tornado terdapat tiga fase, yaitu fase tumbuh, fase dewasa, dan fase punah.

Pada fase tumbuh, akan terjadi aliran udara yang naik di awan yang sangat kuat. Saat fase tumbuh, hujan belum turun di permukaan bumi karena adanya penahanan arus udara yang naik ke atas.

Saat memasuki fase dewasa, titik-titik air di awan tidak dapat lagi dipertahankan oleh udara yang naik ke atas awa dan menyebabkan hujan turun serta menimbulkan gesekan antara arus udara yang naik dan arus yang turun. Saat memasuki fase ini biasanya hujan mulai turun di permukaan bumi dan udara akan berputar lebih cepat serta tornado sudah mendekati bumi.

Pada fase punah, massa udara yang naik akan menghilang dan massa udara yang turun akan menyebar ke seluruh bagian awan. Saat fase ini, biasanya hujan sudah berhenti dan massa udara yang jatuh akan melemah dan fase ini adalah fase terakhir dari terjadinya tornado.

Sementara itu, puting beliung versi yang lebih kecil dan kurang intens dari tornado. Dilansir dari differencesfinder.com, puting beliung biasanya terbentuk ketika udara hangat dan lembab bertabrakan dengan udara dingin. Tabrakan massa udara menyebabkan udara berputar, yang akhirnya dapat membentuk awan funnel.

Puting beliung biasanya hanya beberapa ratus meter lebarnya, dan mereka biasanya bergerak dengan kecepatan kurang dari 50 km per jam. Puting beliung bisa menyebabkan kerusakan, tetapi biasanya jauh lebih kecil dibandingkan dengan tornado.

Puting beliung biasanya terbentuk ketika udara hangat dan lembab bertemu dengan udara dingin dan kering. Ketika kedua massa udara ini bertemu, mereka menciptakan aliran naik, menyebabkan udara naik ke atmosfer. Hal ini menyebabkan pola rotasi, yang berkembang menjadi puting beliung.

ANANDA RIDHO SULISTYA | EIBEN HEIZER | ALIF ILHAM FAJRIADI

Pilihan Editor: Puting Beliung Muncul di Dataran Tinggi Kertasari Bandung, BMKG: Jauh Lebih Langka

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus