Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sungai Citarum yang merupakan salah satu arteri vital di Provinsi Jawa Barat, kembali menjadi sorotan publik karena masalah pencemaran lingkungan yang semakin memburuk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berita terbaru melaporkan bahwa sepanjang tiga kilometer, sungai ini telah tercemar oleh tumpukan sampah yang mengapung di permukaan air, menimbulkan keprihatinan besar terhadap keberlanjutan ekosistem sungai dan kesehatan masyarakat sekitarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bey Machmudin, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat mengemukakan lautan sampah di daerah aliran sungai (DAS) Citarum Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, karena volume sampah dan sedimentasi sungai.
Lautan sampah yang menyerupai pulau di DAS Citarum yang baru-baru ini menjadi viral terjadi karena badan sungai tertutup oleh sampah selama beberapa waktu, dan kondisinya semakin memburuk pada akhir pekan lalu. Hal ini diperparah oleh kebiasaan warga di sekitar DAS Citarum yang masih membuang sampah ke sungai, menurut Bey Triadi.
Sungai Citarum, yang melintasi Provinsi Jawa Barat, telah menjadi sorotan dalam beberapa tahun terakhir karena masalah pencemaran lingkungan yang serius. Sebagai salah satu sungai terbesar di Indonesia, Sungai Citarum memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat sekitarnya.
1. 2018
Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan pemerintah pusat memulai program Citarum Harum sebagai upaya revitalisasi Sungai Citarum dari hulu sampai ke hilir. Permasalahan utama di kawasan hulu adalah Pencemaran limbah industri, sampah, sedimentasi, dan banjir.
Puluhan tahun ratusan pabrik tekstil berskala sedang dan raksasa disinyalir membuang limbahnya tanpa pengolahan ke Citarum dan anak-anak sungainya. Bukti-bukti gamblang terkait pencemaran bisa dilihat di kawasan Majalaya, Kabupaten Bandung.
Aliran limbah berwarna pekat dan berbau busuk mengalir ke Sungai Citarum termasuk mencemari saluran irigasi sawah. Namun lemahnya penegakan hukum membuat praktik pembuangan limbah beracun ke aliran sungai ini semakin masif. Presiden Joko Widodo menargetkan revitalisasi ini harus menampakkan hasil signifikan dalam waktu 7 tahun ke depan.
2. 2019
Ketika masih menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan proses normalisasi Sungai Citarum sudah mencapai 60 persen. Namun kualitas airnya masih jauh dari kelayakan.
"Enam puluh persen ini yang saya lihat tadi, belum dengan tempat lain," kata Luhut usai meninjau sejumlah titik daerah aliran sungai Citarum, Bandung, Rabu, 28 Agustus 2019.
Luhut meninjau beberapa titik DAS Citarum, seperti hulu Sungai Citarum (Situ Cisanti), dilanjutkan ke terowongan air Curug Jompong, Oxbow Sungai Citarum Lama Bojongsoang dan berakhir di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Terpadu Dayeuhkolot.
3. 2023
Tim Masyarakat Peduli Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah Sarimukti meminta pemerintah melakukan audit investigasi program Citarum Harum 2018-2023 setelah sebelumnya, seusai rapat evaluasi di Bandung, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengklaim kondisi Citarum membaik dengan kategori tercemar ringan.
Di akhir masa jabatan Ridwan Kamil sebagai Gubernur Jawa Barat yang juga Komandan Satuan Tugas Citarum Harum dalam hitungan hari, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan datang mengecek kemajuan kondisi Sungai Citarum yang pernah dinobatkan sebagai sungai terkotor di Bumi oleh Bank Dunia pada 2018 karena tercemar berat.
MYESHA FATINA RACHMAN I RR. ARIYANI YAKTI I DWI OKTAVIANE I ANWAR SISWADI
Pilihan Editor: Profil Sungai Citarum yang Dicemari Sampah Sepanjang 3 Kilometer