Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memantau bibit Siklon Tropis 96S di Samudra Hindia sebelah barat daya Sumatera Barat-Bengkulu, tepatnya di sekitar 6.8°LS dan 96.3°BT dengan kecepatan angin maksimum 20 knot (37 kilometer/jam) dan tekanan udara minimum 1006.0 hPa,
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam 24-48 jam ke depan, bibit Siklon Tropis 96S bergerak perlahan ke arah tenggara dan berpotensi rendah untuk menjadi siklon tropis. Sedangkan dalam 72 jam ke depan, bibit siklon tropis 965 masih bergerak ke arah tenggara dan berpotensi rendah untuk menjadi siklon tropis
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sementara Siklon Tropis Man-Yi terpantau di Laut Cina Selatan sebelah tenggara Hainan-Tiongkok, tepatnya di sekitar 18.2°LU, 112.1°BT atau sekitar 1.640 kilometer sebelah utara-utara timur laut Natuna, dengan kecepatan angin maksimum 35 knot (65 kilometer/jam) dan tekanan udara minimum 1004 hPa bergerak ke arah barat-barat Daya.
Prakirawan BMKG Efa Septiani mengatakan bibit Siklon Tropis 96S diperkirakan berada di Samudra Hindia barat Lampung yang membentuk daerah konvergensi yang memanjang dari Samudra Hindia barat Aceh hingga Sumatera Barat, serta menginduksi peningkatan kecepatan angin mencapai lebih dari 25 knot di Samudra Hindia barat Sumatera dan Samudra Hindia selatan Banten.
Sementara, sirkulasi siklonik lainnya juga terpantau di perairan barat Sumatera Barat dan Laut Natuna Utara yang membentuk daerah konvergensi yang memanjang dari Sumatera Barat hingga pesisir barat Bengkulu, di Selat Karimata dan juga dari Laut Cina Selatan hingga daratan Thailand.
Daerah konvergensi lainnya juga terpantau memanjang dari Jawa Timur hingga pesisir selatan Jawa Barat, pesisir selatan Kalimantan Barat hingga Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur hingga Kalimantan Selatan, pesisir timur Sulawesi Tenggara hingga pesisir Sulawesi Barat, di Nusa Tenggara Timur, di Kepulauan Arafuru, di Maluku, kemudian dari Teluk Cendawasi hingga Papua Barat dan Papua hingga Papua Tengah.
“Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar siklon tropis atau sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi tersebut,” ujar Efa.
Adapun angin pada ketinggian 3.000 kaki di wilayah Indonesia umumnya didominasi oleh angin yang bertiup dari arah timur dan juga barat laut dengan kecepatan berkisar 5-25 kilometer per jam. Untuk suhu darah umumnya berkisar 16-34 derajat Celcius dengan kelembapan berkisar 63-100 persen.
Perkiraan tinggi gelombang laut di wilayah Indonesia umumnya berkisar 0,5-2,5 meter. Waspadai tinggi gelombang laut berkisar 2,5-4 meter di Samudra Hindia barat Sumatera, perairan Aceh-Mentawai, Pulau Enggano hingga Lampung, Selat Sunda bagian barat dan selatan, Samudra Hindia selatan Jawa hingga Pulau Sumba dan Laut Natuna bagian Utara.
Untuk peningkatan kecepatan angin hingga mencapai lebih dari 25 knot terpantau di Laut Cina Selatan yang mampu meningkatkan tinggi gelombang laut di wilayah sekitar perairan tersebut.
Potensi banjir rob di pesisir Kepulauan Riau,pesisir Lampung, pesisir Banten, pesisir utara Jakarta, pesisir Utara Jawa Tengah, pesisir Kalimantan Barat, pesisir Balikpapan Timur.