Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Rindang Dan Teduh Di Kudus

Proyek penghijauan di kota Kudus ditangani oleh perusahaan rokok kretek PT. Djarum, biaya dan bibit disediakan olehnya. PT. Djarum juga berusaha menyumbang penghijauan di luar kota.

12 September 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KUDUS, Jawa Tengah, sudah ditanami pepohonan. Di sana-sini kini rindang dan teduh. Bukan cuma di tepi jalan, tapi juga di halaman kantor pemerintahan, sekolah, masjid, bahkan sampai di tepi rel kereta api sudah ada berbagai jenis tanaman hias ataupun peneduh. Bupati Kudus, Wimpic Hardono, mengatakan kepada TEMPO, "kelak akan terlihat di sepanjang jalan Kota Kudus pohon berbunga dengan aneka warna." Tak salah lagi, perusahaan rokok kretek PT. Djarum menangani ini semua. Dari pengadaan bibit, menanam, sampai memeliharanya. Perusahaan besar ini bahkan mempunyai bagian khusus penghijauan Kebetulan Ir. Goei Ing Liat Direktur Djarum, begitu gila akan tanaman. Setiap bepergian ke luar negeri, dia selalu membawa pulang bibit tanaman. Berbagai jenis tanaman yang ada di dalam negeri dicoba disemaikan di Kudus. Hubungan dirintis dengan Kebun Raya Bogor, juga Kebun Raya Purwodadi. Sang direktur seringkali langsung ikut menanam dan memelihara. Ketika pohon penghijauan itu mekar dia ikut pula aktif memangkas. Mulai Desember 1978, pada 21 jalur jalan ditanam sembilan jenis pohon, delapan di antaranya berasal dari luar negeri. Hanya sonokeling (dalbergia latifolia) yang bibitnya didapat di dalam negeri Januari 1979, sudut kota yang memerlukan keindahan--tidak sekedar hijau -- ditanami pula sembilan jenis pepohonan berbunga. Dari kesembilannya, hanya cassia Javanica berasal dalam negeri, sedang sisanya semua dari luar. Kini sedikimya 69 jenis tanaman yang menunjang penghijauan Kota Kudus. Sebagian peneduh berdaun rindang, dan tak sedikit yang selain peneduh juga memberi bunga warna-warni (owering trees). Tanaman yang masih disemaikan -- menurut T. Budi Santoso, seorang manajer Djarum yang menangani penghijauan ini--berkisar ratusan jenis. Djarum punya dua tempat pembibitan khusus di luar kota. Bukan saja buruh perusahaan itu yang merasa nyaman berjalan di saat pergi atau pulang kerja. Pejalan kaki lainnya pun menikmatinya. Banyak pengayuh becak mangkal di bawah pohon peneduh ini. Tanpa diminta, banyak warga kota ikut menjaga dan memelihara berbagai pohon itu. Dan Djarum menyediakan mobil pemadam kebakarannya setiap hari menyiram tanamala kota itu. Sebelum jalur jalan dihijaukan, Djarum mengadakan konsultasi dengan berbagai instansi, terutama PU, PLN dan Kantor Telepon. Di Jalan Sunan Muria misalnya, Djarum belum menanam satu pohon pun, karena ada rencana jalan itu akan diperlebar. "Kalau pohon sudah ditanarn, jalan baru dilebarkan, kan sayang pohonnya, " ujar Budi Santoso. Juga diperhatikan rencana saluran air. "Kami belum bisa menanaminya, karena setelah got selesai, ada pemasangan tiang listrik." Menghijaukan sebuah kota ternyata tidak gampang. Pohon tidak boleh menjulang tinggi, tetapi harus rindang ke samping. Kalau tinggi, ia menyentuh kabel listrik Juga penanaman pohon harus memperhitungkan letak kabel telepon. "Itulah sebabnya koordinasi antar instansi sangat penting," kata manajer Djarum itu lagi. Untuk menghijaukan pekarangan kantor, sekolah atau masjid? Biasanya pihak Djarum menawarkan rencananya, dan segala biayanya. Setelah dapat izin, diadakannya penelitian, jenis tanaman apa yang cocok untuk lingkungan itu. Dalam usaha penghijauan lingkungan sekolah, biasanya PT Djarum mengajak serta para murid. Jadi, ada unsur pendidikannya. Para murid sekolah nantinya "belajar mengenal pepohonan, walau secara selintas," demikian harapan pihak Djarum . Di jalanjalan, mulai tampak papan nama pohon, hingga masyarakat mengenal jenis pohon itu. Nama pohon ini tampil dalam bahasa Latin maupun Indonesia. Juga negara asalnya disebut. Maka sehari-hari ada saja anak sekolah berjalan, misalnya, sambil mengeja: Delonix regia (Flamboyant) Negara Asal: Madagaskar. Djarum juga berusaha menyumbang menghijaukan jalan di luar kota. Jalan antara Karangrejo sampai Gebang ditanami 1.500 pohon mangga. Bibitnyadatang dari daerah Pasuruan (Jawa Timur). Di daerah pegunungan Muria, khususnya di sekitar tempat rekreasi Colo, ditanami pohon kalengkeng. Semua bibitnya juga cuma-cuma dari Djarum. Menurut Budi Santoso, penghijauan luar-kota ini tidaklah begitu sulit, asal masyarakat mendukungnya. Usaha penghijauannya nanti meliputi sekitar Mejopo, Jati, Kaliwangu dan Bai--daerah bagian utara Kabupaten Kudus. Cuma-cuma Kota tetangga Kudus--seperti Pati, Jepara dan Salatiga --juga mendapat bagian. Bahkan perhatian Djarum juga merembet ke kota lain di Jawa Tengah. Untuk itu, Djarum menyediakatl bibit secara cuma-cuma. "Cuma ongkos angkutnya diusahakan pemda setempat. Biasanya mereka membawa truk ke sini," kata Budi Santoso. Bahkan Jakarta sudah sejak lama menerima jenis tanamannya dari Kudus. Akhir-akhir ini Jakarta--atas permintaan lbu Tjokropranolo selaku Kema Umum Crash Program Kebersihan, Keindahan dan Lingkungan Hidup Sehat DKI -- lebih banyak meminta jenis cassia. Dan dalam tahun 1981 ini saja Djarum sudah mengirimkan 3.160 batang cassia Javanica dan 1.850 batang cassia Fistulla. Gubernur DKI Tjokropranolo sendiri dan staf pernah betkunjung ke Kudus. Berapa besar anggaran ssial ini? Pihak Djarum tak bersedia menyebutkannya. "Kami sungguh angkat topi," kata Bupati Wimpie Hardono. "Saya sangat berterimakasih pada Djarum, apalagi penghijauan di Kudus dijadikan model penghijauan kota lainnya di Ja-Teng." Tapi banyak juga suara negatif yang mencurigai bahwa Darum sengaja menghijaukan Kudus supaya jalan tak usah dilebarkan lagi, karena sayang pohon. Kalau jalan dilebarkan, kata mereka, akan banyak pabrik dan gudang Djarum yang kena gusur. Pihak Djarum membantah, tentu saja. "Kalau pemerintah ingin melebarkan jalan, tebang saja pohon itu bibit kan banyak," kata Budi Santoso. "Lagipula, sebelum menanam kami sudah menanyakan berbagai instansi, apakah tanaman itu nantinya mengganggu proyek jalan, listrik, telepon dan sebagainya."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus