Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

lingkungan

Sampahnya Didominasi Kertas dan Organik, Walhi: PLTSa Kurang Tepat untuk Jakarta

Walhi menilai Pembangkit Listrik Tenaga Sampah kurang tepat untuk Jakarta karena sampahnya didominasi kertas dan organik.

14 November 2024 | 21.24 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Kampanye Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jakarta, Muhammad Aminullah, mengatakan kehadiran Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Jakarta kurang tepat untuk pengelolaan sampah. Sebab, jenis sampah di Jakarta masih didominasi oleh kertas dan organik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Sampah-sampah dominan ini bukan merupakan sampah-sampah yang menjadi sasaran dari PLTSa, misalnya organik dan kertas yang mencapai 67,11 persen (pada 2023),” kata Aminullah saat konferensi pers 'Menabuh Benih Kerusakan: Kajian Pembangkit Listrik Tenagah Sampah (PLTSa) di Indonesia', di Jakarta, Kamis, 14 November 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Aminullah, data soal jenis sampah ini berdasarkan Dokumen Informasi Kinerja Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (DIKPLHD) Jakarta sejak 2021, 2022, dan 2023. Jumlah sampah organik dan kertas pada 2021 sebesar 68,67 persen. 

Angka itu lebih besar daripada jenis sampah plastik sebagai material utama yang dibakar dalam PLTSa. Pada tahun 2021, misalnya, persentase sampah plastik hanya 14,02 persen. Pada tahun 2022 dan 2023 persentase kurang lebih sama, sebesar 22,95 persen.

Peningkatan sampah plastik juga bukan berarti baik. “Ini menandakan kita masih lemah dalam upaya pengurangan sampah plastik,” ucap Amirullah.

Manajer Kampanye Polusi dan Perkotaan Walhi Nasional, Abdul Gofar, mengatakan, kehadiran PLTSa juga akan berdampak pada rencana pengelolaan sampah lainnya. Sebab, ada berbagai skema pengelolaan sampah yang mesti dijalankan, seperti skema untuk ekonomi sirkular dan pengelolaan sampah organik.

Gofar menambahkan, dampak yang juga akan dirasakan adalah anggaran pengelolaan sampah juga akan terfokus pada PLTSa saja. Untuk menghasilkan tenaga listrik dari PLTSa, itu justru membutuhkan lebih banyak sampah plastik. “Bukan pengelolaan sampah, jadi butuh sampah terus dalam jumlah besar, sehingga orientasi pengurangan itu jadi nggak masuk akal,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.

Saat ini, PLTSa yang menampung sampah di Jakarta adalah PLTSa Merah Putih Bantargebang yang berada di Kota Bekasi. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus