Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Ambon - Sumur-sumur warga di Pulau Seram, Maluku, tiba-tiba kering selepas peristiwa gempa Magnitudo 6,1 yang terjadi pada Rabu sepekan lalu. Akibatnya, warga pemilik sumur yang berlokasi di Desa Saunulu, Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah, itu kini kesulitan air bersih.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Anggota Tim Relawan Ambon, Sayyed Abdul Basyir Al'Asghar, mengungkap itu saat dihubungi dari Ambon, Selasa 22 Juni 2021. Menurut dia, mengutip laporan dari warga setempat, seluruh sumur di Desa Saunulu mengering. "Kami sedang melakukan assessment," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hingga saat ini, kata Sayyed, belum ada keterangan resmi dari pemerintah daerah maupun otoritas setempat mengenai laporan keringnya sumur-sumur warga Desa Saunulu. Padahal, menurutnya, warga desa itu kebingungan karena sumur tak pernah kering sebelumnya meski musim kemarau panjang sekalipun.
Dampak lainnya adalah warga disebutnya kesulitan air bersih. Saat ini mereka hanya bisa mengandalkan air keran yang bersumber dari sungai setempat, tapi sering kotor kala hujan. Keran terpasang di beberapa titik di desa.
Dikatakan Sayyed, dampak dari mengeringnya sumur sangat dirasakan oleh warga yang masih mengungsi pasca gempa yang diikuti tsunami kecil sepekan lalu. Mereka tidak bisa mengakses air bersih yang bisa diambil dari sumur terdekat.
Mengatasi hal tersebut, Tim Relawan Ambon yang membangun posko tanggap bencana di Desa Tehoru, telah menyalurkan selang air berukuran panjang 100 meter kepada para pengungsi. Tujuannya, agar bisa digunakan untuk mengakses air bersih dari sungai yang paling dekat dari lokasi pengungsian.
Gempa berkekuatan Magnitudo 6,0--diperbarui dari 6,1 M--di Maluku Tengah tak hanya mengguncang keras Pulau Seram dan menyebabkan tsunami setengah meter. Gempa pada Rabu siang, 16 Juni 2021, itu juga menyebabkan tanah amblas di satu dusun di pulau itu.
Laporan Stasiun Geofisika Klas I Ambon menyebut gempa terjadi dua kali di Kabupaten Maluku Tengah sebelum terjadi tsunami dan tanah amblas itu. Gempa pertama tercatat memiliki Magnitudo 3,5 dengan pusatnya di laut, arah enam kilometer barat daya Tehoru. Gempa ini terjadi sekitar pukul 12.22 WIT.
Gempa kedua terukur bermagnitudo 6,0 dengan pusatnya di laut, 40 kilometer arah timur Masohi, ibu kota Maluku Tengah (BMKG dalam laman resminya menyebut sumber gempa ini di laut, 67 kilometer arah tenggara Maluku Tengah). Gempa yang terjadi pada pukul 13.43 WIT ini berasal dari kedalaman 10 kilometer.