Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wilayah Sumedang dan sekitarnya merasakan sebanyak tiga kali gempa sejak pagi hingga malam pada Minggu, 31 Desember 2023. Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika atau BMKG menyatakan serangkaian gempa mengakibatkan kerusakan rumah warga. “Gempa ini persis berada di Kota Sumedang,” kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono saat konferensi pers secara daring.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, Gempa Sumedang dipicu oleh sesar aktif yang belum terpetakan. Adapun sesar-sesar yang telah diketahui keberadaannya, lokasinya jauh dari Kota Sumedang. Sesar Lembang yang berjarak sekitar 21 kilometer atau Sesar Baribis dengan jarak sekitar 6 kilometer.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, beredar kabar penyebab Gempa Sumedang itu adalah Sesar Cileunyi-Tanjungsari. Sesar itu, menurut Daryono, memang berada di wilayah Sumedang dengan orientasi arah barat daya–timur laut. Sesar itu sesuai dengan gempa sebelumnya pada 19 Desember 1972 bermagnitudo 4,5 dan merusak bangunan serta menyebabkan longsor.
“Sesar itu berada di sebelah barat tiga titik gempa hari ini sehingga masih agak sulit untuk menyatakan gempa ini berasosiasi dengan Sesar Cileunyi-Tanjungsari,” ujar Daryono. Begitu pun pada kejadian gempa merusak sebelumnya seperti pada 2 Februari 2005 yang bermagnitudo 4,8, sumbernya berada di selatan Sesar Cileunyi-Tanjungsari.
Gempa Sumedang menurut BMKG pertama terjadi pada pukul 14.35 bermagnitudo 4,1 dari kedalaman 7 kilometer. Gempa kedua pada pukul 15.38 bermagnitudo 3,4 dari kedalaman 6 kilometer. Lalu gempa ketiga pukul 20.34 bermagnitudo 4,8 dari kedalaman 5 kilometer.
Kepala BMKG Dwikorita mengatakan bahwa Gempa Sumedang tergolong dangkal. Mekanisme gempa disertai dengan pergerakan geser atau strike-slip. Guncangan gempanya dirasakan meluas ke berbagai daerah seperti Bandung, Subang, serta Garut, namun tidak sekuat di Sumedang yang dekat dengan sumber gempa.
Adapun Penjabat Bupati Sumedang Herman Suryatman mengatakan bahwa rumah warga di beberapa desa seperti Tegalsari, Cipameungpeuk, mengalami retak. Kerusakan paling banyak terjadi di daerah Babakan Hurip sebanyak 53 rumah berdasarkan data sementara. “Tidak ada korban jiwa, ada tiga korban luka ringan dan sudah ditangani,” kata dia. Warga yang rumahnya retak diminta untuk berada di luar rumah dan mengungsi ke tenda hingga petugas selesai melakukan penilaian kelayakan hunian.
Gempa juga membuat tiga ruangan Rumah Sakit Umum Daerah Sumedang mengalami kerusakan. Akibatnya, 248 pasien rawat inap dan 83 pasien di Unit Gawat Darurat harus dievakuasi ke luar bangunan rumah sakit. Petugas kesehatan juga menangani dua pasien yang sakit berat secara intensif. “Sekarang sudah dibangun lima tenda,” kata Herman.
Sementara itu, kondisi di Rumah Sakit Pakuwon relatif aman. Namun begitu pasien juga dievakuasi ke luar rumah sakit hingga selesainya penilaian dari BPBD Sumedang.