Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Semarang - Macan tutul jawa terekam camera trap di wilayah Gunung Prau, Jawa Tengah, tepatnya dari Kecamatan Kandangserang Kabupaten Pekalongan sampai Kecamatan Tretep Kabupaten Temanggung. Sebanyak 160 kamera dipasang di Lanskap Sindoro-Dieng sepanjang 50 kilometer tersebut selama tiga bulan pada pertengahan tahun lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebanyak 160 kamera itu tersebar di 80 stasiun yang meng-cover area hutan seluas 32.160 hektare atau panjang 50 kilometer dan lebar 16 kilometer. Area bervariasi dengan ketinggian 130-2.590 meter di atas permukaan laut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan rekaman seluruh kamera, sebanyak 80 persen diantaranya menangkap pergerakan macan tutul jawa, baik dalam bentuk foto maupun video. "Bahkan beberapa ada yang membawa anaknya," kata kata fotografer, peneliti hidupan liar, dan Dewan Pembina Yayasan Konservasi Gunung Prau Bernard T. Wahyu Wiryanta pada Rabu, 15 Januari 2025.
Selain melalui dokumentasi foto dan video, tim juga menemukan bekas cakaran dan feses karnivora besar. Temuan tersebut lantas dibawa untuk kemudian diteliti menggunakan metode genetis. "Dari DNA yang ada akan ketahuan jumlah individunya berapa, sekaligus untuk mengetahui data preferensi pakan macan tutul jawa di lapangan."
Hasil dokumentasi foto dan video juga akan dimanfaatkan untuk meneliti corak motif pada tubuh macan tutul yang ditemukan. Berdasarkan gambar yang terekam satwa dilindungi bernama latin panthera pardus melas itu berpola tutul dan melanistik atau kumbang hitam.
Macan tutul jawa (Panthera pardus melas) melanistik atau macan kumbang yang terekam camera trap Java-Wide Leopard Survei di pada 16 Juni 2024. Tim JWLS, Dok: Kementrian Kehutanan/Direktorat KKHSG
"Pola tutul di tiap individu macan tutul itu berbeda, sama seperti sidik jari pada manusia," kata Bernard menerangkan. Dia menambahkan, "Jadi dari data visual yang terekam camera trap, dianalisis perbedaan pola tutulnya."
Yayasan Konservasi Gunung Prau merupakan mitra lokal Java-Wide Leopard Survei yang digagas oleh Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetis (KKHSG) Kementerian Kehutanan dan Yayasan Sintas Indonesia.