Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hasil survei dari perusahaan riset berbasis digital, Populix menunjukkan partisipasi kalangan pekerja muda yang besar dalam pengurangan sampah. Contohnya dengan membawa tas belanja sendiri, botol minum, atau memakai sedotan berbahan logam. “Laporan terbaru kami mengungkapkan bahwa 75 persen masyarakat Indonesia sudah berpartisipasi dalam mengelola sampah,” kata Co-Founder dan CEO Populix Timothy Astandu lewat keterangan tertulis yang diterima Tempo, Rabu, 28 Juni 2023 .
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Survei dilakukan pada April 2023 secara daring melalui aplikasi Populix yang melibatkan 1.018 orang responden lelaki dan perempuan berusia 17-55 tahun di Indonesia. Pertanyaan survei dikemas dalam bentuk kuesioner dengan format pilihan ganda tunggal, pilihan ganda kompleks, skala likert dan isian singkat dengan durasi pengerjaan sekitar 15 menit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebanyak 49 persen responden dari kalangan muda yang berusia antara 17-25 tahun, sedangkan yang berumur 26-35 tahun (36%), usia 36-45 tahun (13%), dan 46-55 tahun (2%). Mereka berstatus sebagai pekerja (45%), pelajar (24%), pengusaha (11%), pekerja lepas (3%), pengangguran (10%), dan sedang mencari kerja (7%).
Dalam pengurangan sampah, 80 persen responden membawa tas belanja, botol minuman pribadi (75%), wadah (53%), menggunakan plastik sampah daur ulang (45%), kantong kertas(36%), sedotan reusable (42%), dan mengembalikan botol untuk merek tertentu (18%).
Menurut Tomothy, kehadiran aplikasi waste management ikut membantu masyarakat dalam menyalurkan sampah setiap minggunya. Beberapa aplikasi yang paling sering digunakan yaitu E-Recycle (54%), Mall Sampah (47%), Octopus (28%), Duitin (27%), Plasticpay (22%), Rekosistem (21%), Mountrash (16%), dan Rapel (11%).
Kepedulian itu terkait dengan program pemerintah, inisiatif pribadi, juga aktivitas bersama komunitas. Mayoritas responden juga mengajak orang-orang terdekatnya untuk melakukan hal yang sama.
Indonesia negara penyumbang sampah plastik ke lautan terbesar di dunia
Mengutip hasil penelitian Lourens J.J. Meijer dan rekan-rekannya yang dipublikasikan di jurnal Science Advance pada 2021, Indonesia merupakan salah satu negara penyumbang sampah plastik ke lautan terbesar di dunia dengan jumlah mencapai 56.333 metrik ton setiap tahun. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas menggalangkan inisiatif pengelolaan limbah dalam sebuah program yang dikenal dengan nama Circular Economy.
Konsep itu menurut Timothy, dikendalikan oleh prinsip utama yaitu mengurangi limbah dan memaksimalkan sumber daya yang ada. “Kehadiran digitalisasi dalam pengelolaan sampah akan memiliki peran penting dalam mengurangi sampah serta meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pengelolaan limbah,” ujarnya.
Kolaborasi antara pemerintah, pelaku bisnis, dan komunitas menurutnya harus dijalankan dengan baik agar kesadaran masyarakat di Indonesia semakin meningkat demi mewujudkan target pemerintah, yaitu Indonesia Bersih 2025.
Pilihan Editor: Warga Kapuk Muara Puluhan Tahun Tinggal di Atas Tumpukan Sampah, Ini Cara Mereka Bertahan Hidup
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.