Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ulat jerman saat ini sedang banyak dibudidayakan. Tren tersebut terjadi bukan tanpa sebab. Selain karena keuntungannya menjanjikan, ulat Jerman juga punya banyak manfaat. Selain bisa mengurai sampah, ulat jerman bisa jadi pakan ternak, bahkan bahan makanan alternatif.
Ulat jerman adalah larva serangga dari kumbang jenis mealworm. Ulat itu adalah pemakan segala dan berperan sebagai pengurai. Hal tersebut menjadikan ulat Jerman berperan dalam penuntasan masalah sampah organik. Meski bisa terurai, sampah organik yang menumpuk kerap menjadi masalah.
Saat kejadian tersebut terjadi, peran ulat jerman pun sangat berpengaruh. Sampah organik yang begitu banyak bisa dijadikan pakan ulat jerman. Hal tersebut memberikan banyak keuntungan, diantaranya pemenuhan nutrisi budidaya ulat jerman dan pendaurulangan sampah organik dengan waktu yang lebih cepat.
Selain dalam skala sampah yang besar, budidaya ulat jerman juga bisa diterapkan pada skala rumah tangga kecil. Produksi sampah organik harian rumah tangga bisa dijadikan pakan ulat jerman dan dapat menambah penghasilan saat masa panen tiba. Tentu solusi yang sangat membantu dalam kehidupan masyarakat hari ini.
Dilansir dari jurnal tentang ulat jerman arya Fadhli Rohman dan kawan-kawan terbitan Universitas Padjadjaran, larva kumbang Zophobas Morio ini permintaannya meningkat. Hal itu disebabkan kandungan proteinnya yang tinggi bahkan mencapai 46 persen. Tak kalah dari ulat sagu.
Saat ulat jerman dipanen, serangga tersebut dapat digunakan sebagai pakan ternak seperti ikan, ayam, dan lainnya. Nutrisi yang terkandung dalam ulat jerman sangat baik untuk pertumbuhan hewan ternak. Selain itu, budidaya ulat jerman menggunakan sampah organik yang dilakukan mandiri oleh peternak juga bisa menurunkan biaya pakan ternak-ternaknya
Nyatanya ulat jerman bukan hanya menjadi solusi sampah organik atau pakan ternak saja. Dinyatakan juga bahwa serangga ini berpotensi menjadi bahan pangan masa depan. Hal tersebut sudah lama sekali dibuktikan, bahkan dipraktekan. Misalnya saja penggunaan ulat jerman sebagai bahan minyak goreng sudah diteliti sejak 2016 di Laboratorium Agrokimia Fakultas Teknologi Pangan Universitas Brawijaya. Diketahui untuk menghasilkan 100 hingga 150 ml minyak goreng diperlukan 1 kilogram larva ulat jerman.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan gizi yang tinggi dari ulat jerman. Produk minyak goreng berbahan ulat jerman mengandung asam lemak bebas di bawah 0,3 persen, kaya zat besi, omega tiga, dan omega enam. Minyak goreng ulat Jerman juga berguna untuk mengatasi anemia. Hal tersebut menunjukkan semakin mungkin ulat Jerman menjadi makanan alternatif masa depan. Selain mengatasi masalah pangan juga penyelesaian atas masalah lingkungan.
Pilihan Editor: Viral Siswa SD Bawa Bekal Ulat Sagu, Dosen UM Surabaya: Potensi Pangan Masa Depan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini