Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno Berita Kemarin, Sabtu 21 Agustus 2021, dipuncaki berita tentang pohon pisang terbesar di dunia. Pohon ini tumbuh endemik di Papua dan disebutkan telah menjadi satu di antara tanaman yang telah dikenal masyarakatnya sejak zaman prasejarah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Artikel mengenal anjing Kintamani menjadi berita terpopuler yang kedua kemarin. Jenis anjing ini telah diakui sebagai satu ras tersendiri di dunia, yang asli dari Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berita Terpopuler ketiga adalah peringatan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG bahwa tsunami dari Selat Sunda mungkin menerjang sampai pantai Jakarta. Adapun pemicu tsunami ada dua: erupsi Gunung Krakatau atau gempa megathrust.
Berikut Top 3 Tekno Berita Kemarin, Sabtu 21 Agustus 2021, selengkapnya,
1. Pohon Pisang Terbesar di Dunia Ada di Papua, Arkeolog: Tanaman Prasejarah
Musa ingens atau Musa ingens NW Simmonds merupakan nama ilmiah dari pohon pisang terbesar di dunia. Tumbuhan ini pertama kali ditemukan di Pegunungan Afrak, Papua Barat, dengan ketinggian 100 sampai 200 meter di atas permukaan laut.
Peneliti dari Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto, menjelaskan bahwa Musa ingens termasuk dalam tanaman yang sudah ada sejak masa prasejarah. “Pisang, tebu dan keladi merupakan tanaman sejak masa prasejarah di Papua,” ujar dia saat dihubungi Jumat malam, 20 Agustus 2021.
Pohon pisang Musa Ingens di Papua. antaranews.com
Menurut Hari, pohon pisang yang bisa tumbuh mencapai tinggi 25 hingga 30 meter itu adalah endemik di Pulau Nugini. Untuk kawasan Melanesia dan Pulau Nugini, sebaran jenis ini hanya ada di Papua, meliputi tidak hanya kawasan Cagar Alam Pegunungan Arfak di Manokwari, tapi juga di Kaimana, Teluk Wondama dan Fak-Fak (Cagar Alam Fak-Fak Tengah), juga di Kabupaten Yapen (Cagar Alam Yapen Tengah) dan Kabupaten Tambrauw (Banfot dan Esyom Muara Kali Ehrin).
2. Mengenal Anjing Kintamani, Anjing Purba Asli Indonesia yang Diakui Dunia
Lembaga Federation Cynologique Internasionale (FCI) pada 2019 lalu mengumumkan bahwa anjing kintamani diakui sebagai anjing ras dunia yang asli dari Indonesia. Dengan pengakuan ini, otomatis anjing kintamani sejajar dengan trah anjing dunia lainnya aeperti chow-chow dari Tiongkok, akita inu dari Jepang, serta samoyed dari Rusia.
FCI sendiri merupakan organisasi internasional yang membidangi keturunan atau trah anjing global. Kantor FCI berpusat di Thuin, Belgia. Dikutip dari indonesia.go.id, anjing kintamani telah ada di Bali sejak lebih dari 3 ribu tahun silam. Tepatnya di Desa Sukawana yang berada di wilayah Kecamatan kintamani, Kabupaten Bangli.
Desa Pinggan, Kintamani, Bali. Tempo/Faira Bagja
Menilik secara fisik, bentuk dan ukuran anjing kintamani berbeda dengan dengan anjing lokal lain. Tinggi tubuh jantan berkisar antara 40 sampai 55 cm, sedangkan betina sekitar 40 sampai 50 cm. Anjing kintamani dapat hidup paling lama 14 tahun.
3. BMKG: Tsunami Selat Sunda Bisa Menerjang Pantai Jakarta
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG mengungkap kembali kejadian tsunami setelah Gunung Krakatau di Selat Sunda meletus pada 27 Agustus 1883. BMKG memperingatkan potensi tsunami di perairan itu, yang apabila terjadi, sanggup mencapai pantai ibu kota DKI Jakarta.
“Kajian potensi bahaya dengan menggunakan skenario terburuk penting untuk rujukan mitigasi, jadi kita ambil pahitnya agar kita lebih siap,” kata Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami, BMKG, Daryono, seperti dikutip dari akun media sosialnya, Jumat 20 Agustus 2021.
Lokasi panggung bekas konser band Seventeen yang porak-poranda usai diterjang tsunami selat Sunda di Beach Hotel, Pantai Tanjung Lesung, Penimbang, Ahad, 23 Desember 2018. Sebagian besar korban tsunami di Pantai Tanjung Lesung adalah para penonton band Seventeen. TEMPO/Subekti.
Daryono menambahkan, tidak ada yang tahu pasti kapan akan terjadi tsunami dahsyat Selat Sunda tersebut. Atau bahkan, bisa jadi skenario terburuk tersebut tidak akan terjadi. Tapi skenario terburuk untuk membangun kesiapsiagaan masyarakat, dia menilai, “Patut diapresiasi.”