Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Lingkungan

Meningkat, Timbulan Sampah Mudik 2025 Diprediksi Capai 72.300 Ton

Peningkatan timbulan sampah tahun ini karena masa libur Lebaran 2025 lebih lama.

26 Maret 2025 | 17.01 WIB

Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq meninjau Rest Area KM 57A di Karawang, 26 Maret 2025. Tempo/M. Faiz Zaki
Perbesar
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq meninjau Rest Area KM 57A di Karawang, 26 Maret 2025. Tempo/M. Faiz Zaki

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Lingkungan Hidup memperkirakan timbulan sampah pada saat libur mudik 2025 akan meningkat. Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengatakan peningkatan itu terjadi dalam waktu hingga sepuluh hari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Poyeksi sampah selama pelaksanaan mudik tujuh atau sepuluh hari sekitar 72.300 ton," ujarnya saat ditemui di Rest Area KM 57A, Karawang, Rabu, 26 Maret 2025. Hanif mengatakan angka tersebut berdasarkan proyeksi pemudik Kementerian Perhubungan, yang tahun ini mencapai 146 juta orang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pemudik tahun ini lebih rendah dari tahun 2024 yang berjumlah 193,6 juta orang, namun proyeksi timbulan sampah saat mudik pada tahun lalu lebih rendah, yaitu 58 ribu ton. Peningkatan timbulan sampah tahun ini kemungkinan karena masa libur Lebaran 2025 lebih lama daripada tahun 2024.

Jika menurut perhitungan 72.300 ton sampah dihasilkan oleh 146 juta orang dalam tujuh hari, maka setiap individu kemungkinan menghasilkan sampah 70,74 gram per hari. Apabila dihasilkan dalam 10 hari, maka per orang menghasilkan sampah 49,52 gram per hari.

Saat ini sudah ada Surat Edaran Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 2025 tentang Pengendalian Pengendalian Sampah Hari Raya Idul Fitri 1446 H. Hanif mengatakan surat edaran tersebut ditujukan kepada setiap pemerintah daerah untuk melakukan pengelolaan sampah dengan baik saat mudik Lebaran.

Pada dasarnya, kata Hanif, harus diutamakan pengurangan dan penanganan sampah. "Tentu kami memberikan keleluasaan kepada seluruh pemerintah daerah sesuai dengan lanskap budayanya untuk melakukan dua hal tadi," katanya.

Hanif mengimbau kepada pemudik agar membawa tumbler, rantang, atau kemasan makanan dan minuman lain yang tidak sekali pakai. Tentunya ini menjadi partisipasi sederhana dalam pengurangan timbulan sampah.

M. Faiz Zaki

Menjadi wartawan di Tempo sejak 2022. Lulus dari Program Studi Antropologi Universitas Airlangga Surabaya. Biasa meliput isu hukum dan kriminal.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus