Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Status aktivitas Gunung Marapi di Sumatera Barat masih berada di Level II (Waspada) sejak diturunkan dari Level III (Siaga) per 1 Desember 2024 lalu. Status tak berubah meski hingga hari ini, Senin 24 Maret 2025, gunung api ini masih menunjukkan aktivitas erupsi dengan tinggi kolom abu vulkaniknya hingga 1.200 meter di atas puncak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Pengamatan visual dan instrumental terus dilakukan melalui Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi. Data-data aktivitas baik asap, kawah, kegempaan masih menunjukkan aktivitas pada level II atau Waspada," kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid saat dihubungi hari ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PGA Marapi mencatat telah terjadi sebanyak sembilan kali letusan dan 60 kali gempa embusan antara 1 sampai 24 Maret 2025 dan menunjukkan tren penurunan aktivitas beberapa hari belakangan. Sepanjang periode itu, tinggi kolom erupsi maksimum mencapai 1.200 meter di atas permukaan laut, terjadi pada 7 Maret 2025.
Meski begitu, Wafid mengingatkan, Gunung Marapi masih berpotensi mengalami erupsi sewaktu-waktu. Dasarnya adalah tekanan di dalam gunung itu yang terpantau masih cukup tinggi. "Potensi letusan tetap ada, meskipun cenderung berskala kecil dan bahayanya berada dalam radius tiga kilometer dari Kawah Verbeek," ujarnya.
Berdasarkan pemantauan, kegempaan di Gunung Marapi mengalami penurunan pada gempa embusan dan gempa vulkanik dalam, yang berkaitan dengan pelepasan energi serta pasokan magma. Namun, gempa tektonik lokal justru meningkat. "Saat ini, tremor non-harmonik dan tremor menerus tidak terdeteksi, tetapi energi seismik masih fluktuatif sedikit di atas baseline," kata Wafid menambahkan.
Lalu pemantauan deformasi melalui tiltmeter di Stasiun Batu Palano, Kabupaten Agam, menunjukkan grafik yang cenderung mendatar, yang berarti tidak ada indikasi inflasi atau deflasi signifikan pada tubuh Marapi. Harapan Wafid, aktivitas erupsi yang terjadi dapat melepaskan tekanan dari dalam gunung sehingga tidak terjadi letusan besar seperti pada Desember 2023.
Dengan status Waspada ini, Badan Geologi mengimbau masyarakat untuk tidak memasuki radius tiga kilometer dari Kawah Verbeek. Warga yang bermukim di sekitar aliran sungai yang berhulu di Gunung Marapi juga diminta tetap waspada terhadap kemungkinan banjir lahar, terutama saat musim hujan.
Selain itu, jika terjadi hujan abu, masyarakat disarankan menggunakan masker untuk menghindari gangguan pernapasan. "Kami juga meminta agar masyarakat tetap mengikuti informasi resmi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi dan tidak mudah percaya pada berita yang belum terverifikasi," tutur Wafid.