Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Hendra Gunawan, meminta masyarakat di sekitar Gunung Marapi, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, tetap mewaspadai bahaya erupsi dan dampak bawaannya. Imbauan itu disampaikan bersama hasil evaluasi aktivitas Gunung Marapi pada 1-7 Mei 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami terus mengingatkan masyarakat agar terus mewaspadai banjir lahar dingin di sekitar lereng Gunung Marapi," katanya pada Kamis, 9 Mei 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selama satu pekan tersebut, kata Hendra, PVMBG tidak mencatat aktivitas letusan pada Gunung Marapi, Namun, tim mendapat adanya asap kawah utama berwarna putih hingga kelabu dengan ketinggian sekitar 200-400 meter.
Sejauh ini, data kegempaan di area Gunung Marapi berisi 66 kali gempa hembusan, 5 kali gempa tornillo, 4 kali gempa tektonik lokal, serta 17 gempa tektonik jauh. "Data grafik tiltmeter Stasiun Batupalano cenderung menurun, baik sumbu tangensial maupun radial," jelasnya.
Kendati tidak ada aktivitas erupsi sejak 30 April 2024, Hendra memastikan status Gunung Marapi Sumatra Barat masih berada di level III atau siaga. Gunung api itu masih mengancam jika pasokan magma dari dalam kembali meningkat. Erupsi dapat terjadi dengan energi lebih besar.
Material erupsi yang terendap di puncak gunung juga berisiko menimbulkan banjir lahar dingin. "Kami juga mengingatkan potensi bahaya gas-gas vulkanik beracun, seperti gas CO2, CO, SO2, dan H2S di area kawah Gunung Marapi," tutur Hendra.