Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Korea Selatan tampil sebagai finalis pada piala dunia V dengan melahirkan pemain yang mengejuntukan, Kim Wan. (or)

8 September 1984 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KOREA Selatan mulai unjuk gigi di gelanggang tenis meja dunia. Lewat tangan Sun Kim Wan, 24, pemain yang saat ini menempati peringkat ke-36 dunia, Korea Selatan - untuk pertama kalinya dalam kejuaraan yang sudah berlangsung sejak 1980 - tampil sebagai finalis kejuaraan tenis meja Piala Dunia V yang berakhir Sabtu pekan lalu, di Kuala Lumpur. Kendati gagal merebut gelar juara pertama - yang diraih oleh Jiang Jialiang dari RRC prestasi yang diperlihatkan pemain Korea Selatan itu cukup mengejutkan para penggemar tenis meja. Sebab, Kim Wan, juara nasional Korea Selatan 1983, sebelum dikalahkan 1-3 di final oleh Jiang, sudah berhasil mengalahkan beberapa pemain top yang peringkatnya jauh di atasnya. Berturut-turut sebelum lolos ke final, karyawan sebuah bank di Seoul ini sudah mengalahkan Ulf Bengtsson, petenis meja Swedia yang menempati peringkat ke-9 dunia, dan Xie Saike, pemain RRC yang hanya setingkat di bawah Jiang sebagai peringkat ke-3 dunia. Bahkan, yang mungkin paling membanggakan pelatih Kor-Sel, Choi Seung Kook, Kim Wan juga sudah sempat mempecundangi Jlang sen iri, Si Juara baru, peringkat ke-2 dunia, ketika sama-sama di babak perempat final. Permainan Kim Wan, menurut bekas pemain nasional Sugeng Utomo, sangat mengandalkan keagresifan. Bermain rapat dengan meja, pemain yang menerapkan gaya bermain serang cepat, tak ayal, memang membutuhkan ketahanan fisik. "Ini pola permainan yang mula-mula diperkenalkan oleh pemain-pemain RRC sendiri," kata Sugeng Utomo. Dan Jiang sendiri, menurut Sugeng, termasuk pemain RRC yang juga menerapkan pola im. Jiang kalah dari Kim Wan di babak perempat final, menurut Sugeng, karena dia kalah agresif. Ia kemudian memperbaikinya di babak final sehingga ia bisa tampil sebagai pemenang. Prestasi Kim Wan itu telah mengundang beberapa suratkabar di Kuala Lumpur menjulukinya "Si Pembunuh Raksasa". Memang, Kim Wan pada mulanya seperti tenggelam oleh sekitar 16 pemain lainnya yang diundang Federasi Tenis Meja Dunia untuk meramaikan kejuaraan itu. Turnamen Piala Dunia itu sendiri sebenarnya meruakan kejuaraan invitasi resmi yang diakui Federasi Tenis Meja Dunia (ITTF) guna memperebutkan kampiun tunggal putra. Dilaksanakan setiap tahun oleh sponsor tetap: perusahaan rokok 555. Turnamen yang dimulai di Hong Kong lima tahun lalu ini merupakan kejuaraan tambahan setelah kejuaraan resmi ITTF yang dilaksanakan setiap dua tahun sekali. Tahun lalu, juara Turnamen Piala Dunia itu adalah pemain Swedia Mikael Appelgren. Ia tidak Ikut memeriahkan kejuaraan tahun ini karena cedera. Namun, para pengulas olah raga di ibu kota Malaysia cukup menjagokan rekan Appelgren . Ternyata, hanya Bengtsson yang berhasil dan menjadi juara III. Jagoan Kor-Sel, Kim Wan, sama sekali tidak disebut-sebut akan tampil sebagai salah satu calon penantang. Padahal, bermain dengan metode serang-cepat, Kim Wan sesungguhnya pernah tercatat mengalahkan beberapa pemain top dua ketika kejuaraan tenis meja ke-37 berlangsung di Tokyo, Mei 1983. Adalah Kim Wan pula yang bersamasamadengan duapartnernya, Kim KiTekdan Park Lee Hee, berhasil menaikkan peringkat Kor-Sel di kejuaraan beregu putra dunia di Tokyo itu dari peringkat ke-9 menjadi peringkat ke-7. Tahun ini, setelah Kim Ki Tek dan Park Lee Hee meninggalkan kegiatan tenis meja, Kim Wan merupakan satu-satunya pemain terkuat di negerinya. Karena itu, dia satusatunya pemain yang dikirim Federasi Tenis Meja Korea Selatan untuk mewakili mereka di kejuaraan yang berhadiah uang Rp 52 juta itu. Dan tak ada yang menyangka, bujangan yang bertampang klimis itu akan membuat kejutan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus