Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Arema FC Tetapkan Nomor Punggung 1 Hanya untuk Kurnia Meiga

Kurnia Meiga Hermansyah merupakan mantan pemain sepak bola Indonesia yang berposisi sebagai kipper. Ia pun legenda Arema FC.

23 Juli 2022 | 15.33 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Penjaga gawang pemain tim nasional sepak bola Sea Games, Kurnia Mega saat melakukan latihan di lapangan C Senayan, Jakarta (06/11). Tim Nasional akan berhadapan dengan Kamboja besok (07/11). TEMPO/Amston Probel

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Arema FC resmi memensiunkan nomor punggung 1 yang biasa digunakan oleh para penjaga gawang. Hal ini dilakukan oleh Arema FC sebagai bentuk penghormatan kepada Kurnia Meiga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Untuk menghormati Kurnia Meiga kami pesiunkan nomor punggung 1. Ia adalah legenda bagi Arema FC,” kata Manajer Arema FC Ali Rifki.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sepanjang kariernya bersama Arema, Kurnia Meiga berhasil mengantar Arema menjadi juara Liga Indonesia musim 2009/2010. Selain itu, ia berhasil menjadi pemain terbaik dalam Liga Indonesia musim 2009/2010.

Kurnia Meiga Kiper Legendaris

Kurnia Meiga Hermansyah merupakan mantan pemain sepak bola Indonesia yang berposisi sebagai kipper. Ia lahir pada 7 Mei 1990 di Jakarta. Meiga merupakan adik kandung dari penjaga gawang senior, Achmad Kurniawan. Meiga mengawali karier sepak bolanya di Diklat Ragunan dan ia satu angkatan dengan Andritany Ardhiyasa di Diklat Ragunan.

Setelah menyelesaikan pendidikannya di Diklat Ragunan, Meiga bergabung bersama Akademi Persijap Jepara dan tergabung ke dalam Persijap U-18 pada 2006 dan pada 2007 ia promosi ke dalam Persijap U-21.

Setelah bergabung dengan Persijap Jepara, bakat Meiga mulai tercium dan ia dipanggil untuk masuk Tim Nasional Indonesia U-19 pada 2007. Setelah berhasil menembus skuad Timnas Indonesia U-19, Arema Malang menunjukan ketertarikannya untuk merekrut Meiga yang saat itu masih berusia sangat muda. Pada akhirnya, pada 2008, Arema secara resmi berhasil mendapatkan tanda tangan Meiga.

Musim pertamanya di Arema, Meiga harus mendaatkan sanksi larangan bertanding selama 12 bulan dan denda sebesar 30 jua rupiah dari Komisi Disiplin PSSI. Namun, sanksi ini dipotong menjai larangan bertanding selama 5 bulan dan denda tetap 30 juta rupiah. Sanksi ini dijatuhkan kepada Meiga ketika ia terlibat kerusuhan ketika Arema sedang melawan PKT Bontang.

Musim keduanya bersama Arema, Meiga  berhasil mencetak prestasi, ia berhasil mengantarakan Arema menjadi juara Liga Indonesia.Selain itu, ia berhasil mencatata sejarah setelah pada akhir  musim ia dinobatkan menjadi pemain terbaik Liga Indonesia 2009/2010. Dalam laporan Tempo. Meiga berhasil mencatat sejarah karena ia menjadi pemain termuda yang menjadi pemain terbaik, ketika itu Meiga masih berusia 20 tahun, dan ia berposisi sebagai kiper.

Karier Meiga di Timnas Indonesia pun sangat moncer, ia menjadi langganan Timnas Indonesia, baik Timnas Indonesia U-23 maupun Timnas Indonesia Senior. Bahkan, ia berhasil menggeser Markus Horizon dari pos penjaga gawang Timnas.

Pada Liga Indonesia musim 2017, Kurnia Meiga harus mengakhiri karier sepak bola lebih cepat karena ia menderita penyakit yang belum diketahui.

EIBEN HEIZIER

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus