Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SUDAH lama Meksiko tak punya legenda sepak bola. Dulu, mereka punya Hugo Sanchez. Dia adalah pemain yang tampil konsisten, kreatif, dan piawai menyelesaikan peluang di depan gawang.
Kini kepiawaian Hugo Sanchez diharapkan menetes pada Javier Hernandez Balcazar. Ia pemain dari generasi ketiga keluarganya di Chivas Guadalajara. Ayahnya, yang bernama sama, membela Meksiko di Piala Dunia 1986, dan kakeknya, Tomas Balcazar, membela tim nasional berjulukan El Tri itu di Piala Dunia 1954.
Dialah nyawa serangan Meksiko. Karena tubuhnya yang mungil, tingginya cuma 1,75 sentimeter, Hernandez dijuluki si ”Chicharito” atau kacang hijau. Pemain berusia 22 tahun itu selalu tampil mengesankan.
Penyerang ini memulai debut profesional di Chivas pada usia 17 tahun sebagai pemain pengganti saat melawan Necaxa. Namun Hernandez bisa mencetak gol. Ia tampil satu musim penuh untuk pertama kalinya tahun lalu.
Di tim nasional, Hernandez mencetak tiga gol dalam tiga pertandingan dan dua umpan yang menghasilkan gol. Ia mengawali penampilan di tim nasional saat melawan Bolivia di San Francisco dan mencetak dua gol.
Ketika berhadapan dengan Selandia Baru di Rose Bowl, semula Hernandez hanya duduk di bangku cadangan. Namun, segera setelah masuk lapangan, dia menggebrak dengan sundulan yang hampir berbuah gol, dan kemudian benar-benar membobol gawang lawan dengan tandukannya. ”Ia benar-benar haus gol ketika masuk lapangan,” kata pelatih Selandia Baru, Ricki Herbert.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo