Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Americo main film, iseng...

Sambil menanti hari pertandingan, thomas americo main film iklan obat kuat dengan honor rp 1 juta. soal promotornya ruwet. soal kontrak pertandingannya belum beres. (or)

21 Maret 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"SEANDAINYA Thomas Americo itu pisang goreng, kami telah menawarkan harga mati Rp 30 juta. Siapa saja mau beli, silakan," kata Soegiono, Pimpinan Gajayana, sasana tempat Americo bernaung. Calon pembelinya tidak banyak, tapi bukan tidak berebutan. Namun sampai pekan lalu belum jelas siapa yang berhak mempertandingkan Americo dengan juara dunia tinju kelas welter Junior. Pada mulanya promotor BB Boxing kemudian Yayasan Pemuda Pembangunan Indonesia (YPPI) yang dikoordinasikan Menmud A. Gafur, kembali BB Boxing bersama Herman Sarens Soediro, terakhir Herman sendiri yang memakai nama promotor dari Satrya Kinayungan. Orang yang paling getol hendak mempromosikan Americo sebenarnya Boy Bolang dari BB Boxing. Pihak lain semula muncul membantu tapi kemudian mengambil alih hak BB Boxing. Promotor ini melihat bisnis besar di sini, tapi tak punya modal besar. Menmud Urusan Pemuda yang dimintakan bantuan, setelah mengumpulkan dana dari beberapa pengusaha angkatan 66 lewat YPPI, ternyata hendak mengambil alih hak BB Boxing. Muncullah tokoh olahraga berkuda dari Satrya Kinayungan, Herman Sarens Sudiro, yang memperkenalkan PT Aryo Seto kepada BB Boxing. Perusahaan milik Sigit Soeharto ini bersedia menanggung pertandingan yang akan memakan biaya Rp 300 juta ini. Don King Yakin bahwa urusan keuangan itu akan diberesi Herman di Jakarta, Boy Bolang segera terbang ke AS dan merembukkan kontrak dengan juara dunia. Aaron Pryor, Juara World (Boxing Associaton WBA), yang dihubungi di Los Angeles, menuntut bayaran US $ 275.000 plus komisi US$ 25.000 untuk agennya. Ia memberikan waktu pertandingan 3 Mei. Sementara itu Saoul Mamby sudah terikat kontrak pertandingan 28 Mei dengan penantang pertama World Boxing Council (WBC), Kimpuani. Namun "pihak Jakarta mendesak kami menghubungi Mamby," kata Thommy Djorghi, rekan Boy Bolang, yang barusan pulang dari AS. Pihak KTI (Komisi Tinju Indonesia) memperkirakan Americo akan lebih ringan menantang Mamby daripada Pryor. Komunikasi Boy Bolang dengan Don King, promotor Mamby di New York, menelurkan suatu persyaratan berat. Yaitu BB Boxing hatus membayar US$ 310.000 untuk Mamby, US$ 40.000 guna membatalkan kontraknya dengan Kimpuani, US$ 15.000 sebagai komisi agen Mamby. Persyaratan yang disetujui Ketua WBC itu mewajibkan pula Americo, jika menang, bertanding tiga kali berturut-turut dengan lawan, bayaran dan waktu yang diatur oleh promotot Don King. Tanpa menanyai lagi Boy Bolang, Ketua KTI Drs. R. Legowo langsung mencabut rekomendasi/haknya bernegosiasi. Ia memberikan lisensi sekaligus hak yang sama kepada herman Sarens Sudiro segera setelah koran-koran Jakarta menyiarkan persyaratan tadi, 6 Maret. Legowo mengelak untuk diinterpiu TEMPO. Tentu saja tindakannya mengherankan pihak BB Boxing."Pak Herman sebagai anggota penasihat BB Boxing telah menohok kawan seiring," kata kalangan BB Boxing. "Tuhan tahu apakah saya telah bertindak unfair," ujar Herman sehabis sembahyang umat pekan lalu. Ia sendiri memberi alasan meninggalkan BB Boxing karena ada staf BB Boxing yang telah "makan sendiri" sebagian uang yang dikeluarkan sponsor, antara lain Rp 2 juta dari Rp 3 juta sebagai panjar pada petinju Americo. Dari pihak lain, TEMPO mendapat keterangan bahwa sebenarnya Herman telah ditekan oleh beberapa pejabat dan tokoh olahraga supaya jangan bekerjasama dengan Boy Bolang. Sementara ini Herman sibuk mengurus persiapan di Jakarta. Sempat ia "menghilang" sehingga pengusaha wanita Herlina Kassim beberapa kali menghubungi Ketua KTI untuk menggantikan Herman. "Anda tahu sendiri sebagai anggota ABRI, saya tidak bisa sembarang pergi ke luar negeri tanpa izin Menhankam," kata Herman, jenderal berbintang satu itu. Herlina datang menawarkan sponsor, karena PT Aryo Seto membatalkan kontraknya dengan BB Boxing (11 Maret). Tawaran itu ditolak. Herman mengatakan ia sanggup mencari dana sendiri. Sudah didapatnya surat Menmud A. Gafur yang menyatakan bersedia ikut dalam panitia pertandingan Americo itu, asalkan tanpa Boy Bolang. "Bagaimana pun saya tidak memutuskan hubungan pribadi dengan Boy Bolang. Kali ini dia gagal. Siapa tahu lain kali ia akan lebih baik dari saya. Saya alan ajak dia kembali lagi ke Indonesia," tutur Herman, sebagaimana dijanjikannya juga kepada Nyonya Bolang. Lewat telepon, Boy Bolang mengaku dirinya sekarang "ditampung" oleh perkumpulan Maesa New York. Ia masih mengadakan kontrak dengan Don King dan manajer Aaron Pryor di Cincinnati. "Untuk mempertemukan Americo dengan Mamby paling cepat 5-6 bulan lagi. Pilihan tinggal pada Pryor," katanya. Pihak sasana Gajayana Malang justru berpendapat sebaiknya Americo menantang Pryor. "Thomas punya ausdauer tinggi. Kansnya lebih besar menantang pednju jago KO lewat ronde ke-7. Sang Moo Ko itu kan jago KO, dijatuhkan Thomas pada ronde ke-8," ujar Abu Dori, pelatih teknik Americo. Menurut Dori, justru lebih berat buat Americo menantang Mamby. "Mamby itu petinju slow-starter, berotak, tekun, ulet dan mampu bangun lagi kalau jatuh. Makin banyak ronde dilaluinya, ia makin bernyala," komentarnya. Saoul Mamby (33 tahun) memang berpengalaman. Untuk jadi penantang juara dunia, ia 35 kali naik ring, dibanding dengan Americo baru 7 kali. Pryor telah 27 kali bertanding dan menang KO 25 kali. Ada yang berpendapat Americo dan pengasuhnya terlalu memikirkan uang Rp 30 juta. Bayaran sebesar itu agaknya akan jadi kejutan. Sambil menanti hari pertandingan, Americo main film iklan obat kuat dengan honor Rp 1 juta. Iseng saja. Ia tetap berlatih. Bahkan manajernya, Harsono Puspoasmoro, sudah merencanakan latihan khusus di luar sasana Gajayana. "Di suatu tempat rahasia," ujar Abu Dori. Tentu saja sang petinju baru masuk latihan khusus kalau sudah jelas siapa lawannya yang dikontrak. Sementara itu Herman Sarens Soediro sampai awal pekan ini masih terhalang berangkat ke AS.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus