Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Kalah menjelang All England

Dalam kejuaraan bulu tangkis terbuka denmark 1981, rudy hartono, verawaty, imelda wiguna, christian hadinata tersisih dalam finalis. hanya pasangan christian/ade chandra meraih kemenangan. (or)

21 Maret 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DALAM Kejuaraan Bulutangkis Terbuka Denmark 1981 drop-shot Svend Pri masih hebat. Ia sempat membuat Rudy Hartono terpeleset waktu menguber bolanya yang tajam. Dan Rudy terkilir tapi tak menyerah. Bertanding stadion Bronby Hallen, Lingby, pekan lalu ia bahkan memenangkan babak perdelapan final itu dengan angka 15-12 dan 15. Tapi cidera yang menimpa Rudy itu menganggunya sewaktu dihadang Prakash Padukone di semifinal. Ia kalah setelah melalui pertarungan maraton dramatis. Ia tampak tertatih-tatih mengejar pemulangan bola dari Prakash. Sekali-sekali ia menyeringai menahan sakit. Ternyata decker yang melindungi pergelangan kaki kirinya tak banyak menolong. Pertandingan itu berakhir 15-9, 9-15, dan 6-15. Rudy Hartono, 32 tahun, sebelum berangkat dari Senayan sudah menduga peluangnya menjadi juara di Lingby tipis. "Saya bukan Rudy yang dulu lagi. Saya sudah tua," katanya. "Jangan terlalu banyak berharap." Ini kekalahannya kedua dari Prakash -- sesudah final Kejuataan Bulutangkis Terbuka Swedia 1980. Namun, menurut pelatih Tahir Jide. Rudy selalu rajin mengikuti jadwal latihan. Ia diperhitungkan berada dalam kondisi yang menanjak. Di tempat latihan, di gedung C Senayan, hampir tak ada memang pemain yang sanggup mengimbanginya. Di Lingby, tukang pijat Budiman, anggota rombongan tim Indonesia, bekerja keras membenahi cidera Rudy. Tapi setelah ditundukkan Prakash, Rudy cidera lagi -- bagian telapak kaki kanannya koyak. Sebab selama tiga pertandingan, termasuk waktu mengalahkan perempat finalis Ray Stevens, ia banyak bertumpu dengan kaki kanannya. Maka peluang Rudy di All England pekan depan agak diragukan. Sukar untuk memulihkan cidera kakinya dalam tempo seminggu. Tapi "All England adalah segalanya buat saya," kata Rudy. Ia telah menjuarai turnamen bulutangkis akbar itu 8 kali, yang masuk Guinness Book of World Records. Tak hanya Rudy yang gagal dalam Kejuaraan Bulutangkis Terbuka Denmark 1981. Di bagian putri, Verawaty yang bermain tunggal dan ganda (bersama Imelda Wiguno) juga tersisih. Di partai perorangan Verawaty dikalahkan oleh semifinalis Lene Koppen dari Denmark dengan angka 11-4 dan 11-6. Di nomor ganda Verawaty/Imelda dipukul oleh pasangan baru Jun Ja Kim/Sang Hee Yu dari Korea Selatan. Angkanya 10-15 dan 4-15. Kekalahan itu tampak mempengaruhi pula permainan Imelda ketika turun di partai ganda campuran bersama Christian Hadinata. Mereka dikalahkan oleh Mike Tredget/Nora Perry dari Inggris dengan angka 15-5 dan 15-2. Tahun 1980, pasangan Christian/Imelda selain menjuarai All England, juga memenangkan Kejuaraan Dunia di Jakarta. Akhirnya dalam Kejuaraan Bulutangkis Terbuka Denmark 1981 tim Indonesia hanya meraih satu gelar. Yaitu ganda putra Christian/Ade Chandra mengalahkan finalis Swedia Thomas Kihlstrom/Stefan Karlson melalui maraton set 15-9, 15-18, dan 15-10. "Christian/Ade bermain baik sekali," komentar Tahir Jide. Target di All England? Indonesia mengirim rombongan besar (24 pemain) sekali ini, dengan harapan antara lain angka 9 buat Rudy dan angka 7 untuk pasangan ganda Tjuntjun/Johan Wahyudi. Tahun 1979, tim Indonesia meraih 4 gelar dari All England. Tapi tahun 1980, hanya satu kemenangan yang dibawanya pulang. Yaitu kampiun partai ganda putra atas Tjuntjun/Johan Wahyudi. Liem Swie King tak diobral seperti dulu lagi. Ia tak ambil bagian dalam Kejuaraan Bulutangkis Terbuka Denmark maupun Swedia -- pertandingan pemanasan sebelum All England. Belajar dari kegagalannya tahun lalu, PBSI mengirimnya langsung ke All England.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus