DALAM Kejuaraan Bulutangkis Terbuka Denmark 1981 drop-shot Svend
Pri masih hebat. Ia sempat membuat Rudy Hartono terpeleset waktu
menguber bolanya yang tajam. Dan Rudy terkilir tapi tak
menyerah. Bertanding stadion Bronby Hallen, Lingby, pekan lalu
ia bahkan memenangkan babak perdelapan final itu dengan angka
15-12 dan 15.
Tapi cidera yang menimpa Rudy itu menganggunya sewaktu dihadang
Prakash Padukone di semifinal. Ia kalah setelah melalui
pertarungan maraton dramatis. Ia tampak tertatih-tatih mengejar
pemulangan bola dari Prakash. Sekali-sekali ia menyeringai
menahan sakit. Ternyata decker yang melindungi pergelangan kaki
kirinya tak banyak menolong. Pertandingan itu berakhir 15-9,
9-15, dan 6-15.
Rudy Hartono, 32 tahun, sebelum berangkat dari Senayan sudah
menduga peluangnya menjadi juara di Lingby tipis. "Saya bukan
Rudy yang dulu lagi. Saya sudah tua," katanya. "Jangan terlalu
banyak berharap." Ini kekalahannya kedua dari Prakash -- sesudah
final Kejuataan Bulutangkis Terbuka Swedia 1980.
Namun, menurut pelatih Tahir Jide. Rudy selalu rajin mengikuti
jadwal latihan. Ia diperhitungkan berada dalam kondisi yang
menanjak. Di tempat latihan, di gedung C Senayan, hampir tak ada
memang pemain yang sanggup mengimbanginya.
Di Lingby, tukang pijat Budiman, anggota rombongan tim
Indonesia, bekerja keras membenahi cidera Rudy. Tapi setelah
ditundukkan Prakash, Rudy cidera lagi -- bagian telapak kaki
kanannya koyak. Sebab selama tiga pertandingan, termasuk waktu
mengalahkan perempat finalis Ray Stevens, ia banyak bertumpu
dengan kaki kanannya.
Maka peluang Rudy di All England pekan depan agak diragukan.
Sukar untuk memulihkan cidera kakinya dalam tempo seminggu.
Tapi "All England adalah segalanya buat saya," kata Rudy. Ia
telah menjuarai turnamen bulutangkis akbar itu 8 kali, yang
masuk Guinness Book of World Records.
Tak hanya Rudy yang gagal dalam Kejuaraan Bulutangkis Terbuka
Denmark 1981. Di bagian putri, Verawaty yang bermain tunggal dan
ganda (bersama Imelda Wiguno) juga tersisih. Di partai
perorangan Verawaty dikalahkan oleh semifinalis Lene Koppen dari
Denmark dengan angka 11-4 dan 11-6. Di nomor ganda
Verawaty/Imelda dipukul oleh pasangan baru Jun Ja Kim/Sang Hee
Yu dari Korea Selatan. Angkanya 10-15 dan 4-15.
Kekalahan itu tampak mempengaruhi pula permainan Imelda ketika
turun di partai ganda campuran bersama Christian Hadinata.
Mereka dikalahkan oleh Mike Tredget/Nora Perry dari Inggris
dengan angka 15-5 dan 15-2. Tahun 1980, pasangan
Christian/Imelda selain menjuarai All England, juga memenangkan
Kejuaraan Dunia di Jakarta.
Akhirnya dalam Kejuaraan Bulutangkis Terbuka Denmark 1981 tim
Indonesia hanya meraih satu gelar. Yaitu ganda putra
Christian/Ade Chandra mengalahkan finalis Swedia Thomas
Kihlstrom/Stefan Karlson melalui maraton set 15-9, 15-18, dan
15-10. "Christian/Ade bermain baik sekali," komentar Tahir Jide.
Target di All England? Indonesia mengirim rombongan besar (24
pemain) sekali ini, dengan harapan antara lain angka 9 buat Rudy
dan angka 7 untuk pasangan ganda Tjuntjun/Johan Wahyudi.
Tahun 1979, tim Indonesia meraih 4 gelar dari All England. Tapi
tahun 1980, hanya satu kemenangan yang dibawanya pulang. Yaitu
kampiun partai ganda putra atas Tjuntjun/Johan Wahyudi.
Liem Swie King tak diobral seperti dulu lagi. Ia tak ambil
bagian dalam Kejuaraan Bulutangkis Terbuka Denmark maupun Swedia
-- pertandingan pemanasan sebelum All England. Belajar dari
kegagalannya tahun lalu, PBSI mengirimnya langsung ke All
England.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini