ELFIRA Rosa Nasution mengambil ancang-ancang Minggu pagi itu
untuk mengikuti nomor 400 m gaya bebas. Dia masih terlalu kecil
berjajaran dengan perenang nasional Nunung Selowati dan Naniek
Juliati Suryaatmadja. Hampir tak ada orang yang
memperhatikannya, kecuali Raja Murnisal Nasution ayahnya.
Tapi begitu Elfira mencebur ke dalam kolam, dan melewati batas
25 m, orang langsung terkesima dibuatnya. Ia melaju bagaikan
duyung dan meninggalkan kedua perenang kawakan saingannya di
belakang. "Luar biasa," ujar pelatih Iskandar Suryaatmadja,
suami Naniek, memuji. Waktu tempuh Elfira tercatat 4 menit 44,56
detik--lebih cepat 55,65 detik dari rekor PON IX yang dipatok
Naniek, di kolam yang sama, di Senayan empat tahun lalu.
Elfira, 11 tahun, kemudian juga memperbarui rekor PON untuk
nomor 800 m gaya bebas. Bertambah lagi medali emas yang
diraihnya. Dia meniadi atlet termuda yang menumbangkan rekor
nasional di arena PON. Ia sebaya dengan Nunung sewaktu mematok
rekor nasional (senior) di tahun 1977.
Anak sulung dari empat bersaudara, Elfira terjun ke kolam sejak
berusia empat tahun. Waktu itu, tentu saja, Elfira bermain-main
di kolam yang dangkal saja. "Elfira mulai berlatih serius pada
usia delapan tahun," kata ayahnya.
Sejak itu Elfira berulangkali terjun dalam kejuaraan kelompok
umur tingkat daerah maupun nasional. Terakhir ia memegang rekor
kelompok umur untuk nomor 50 m, 100 m, dan 200 m--semuanya gaya
bebas. Menjelang PON X, menurut ayahnya Elfira dua kali
memecahkan rekor PON -- ini tidak diakui karena tidak diciptakan
dalam PON itu sendiri Prestasi yang dipertajamnya adalah nomor
200 m dan 400 m gaya bebas.
Raja Murnisal Nasution memang melatih Elfira dengan ketat.
Menjelang PON X, misalnya, Elfira berlatih empat jam sehari
selama dua bulan. "Latihan pagi sebelum ke sekolah. Latihan sore
selesai mengaji," kata Elfira. Ia sekarang siswa kelas 5 SD
Yayasan Pendidikan Harapan di Medan.
Merebut medali emas PON X, Elfira kini menjadi perenang andalan
seperti Nunung dan Naniek. Tak heran bila Sekjen KONI M.F.
Siregar, juga pembina renang, optimistis dalam SEA Games di
Manila, Desember, Indonesia di kolam renang akan tetap unggul.
Dalam SEA Games 1979 di Jakarta, renang adalah penyumbang
medali emas terbanyak 20 buah untuk Indonesia. Belum termasuk
loncat indah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini