SEJAK RRC bergabung dengan The International Badminton
Federation (IBF) di Tokyo, empat bulan berselang, pamor
Indonesia di gelanggang bulutangkis dunia melorot turun. Dari
arena World Games di Santa Clara, Amerika Serikat, Liem Swie
King dan kawankawan pulang dengan tangan hampa. Sebaliknya RRC
dalam Agustus itu memboyong gelar dari nomor putra maupun putri.
Di London, pekan lalu, RRC dan Indonesia ketemu lagi di
gelanggang bulutangkis Fricnds' Provident Masters (FPM)
berhadiah total œ 24.050. Lagilagi Indonesia kesandung. Dhany
Sartika dicegat lawan separuh jalan. Juga dibagian putri,
Verawaty dan Ivanna dikalahkan. Sedang juara tetap RRC tunggal
putra Luan Jin dan tunggal putri Zhang Ailing. "Kejuaraan FPM
bukan target kita," ujar manajer tim (Indonesia) Titus Kurniadi.
Meski pemain Indonesia tak mencapai final FPM, menurut Titus,
"kita tidak gagal total". Ia menunjuk pada kemenangan Verawaty
atas Chen Ruizen, orang kedua setelah Zhang Ailing, 11-6, 2-11
dan 12-10. Juga lumayan prestasi Christian Hadinata, kali ini
berpasangan dengan pemain Inggris Kevin Jolly, melawan ganda RRC
Sun Zhian/Yao Ziming.
Prakash Padukone, juara All England 1980, sependapat dengan
Titus. "Pemain RRC bukan tidak bisa dikalahkan. Makin sering
kita bermain dengan mereka kian tahu kita kelemahannya," kata
Prakash. Ia di final dikalahkan oleh pemain unggulan RRC Luan
Jin.
Indonesia dengan Liem Swie King, Lius Pongoh, maupun pasangan
ganda juara All England 1981 Kartono/Heryanto, menurut pengamat
bulutangkis rasanya makin sulit mengimbangi RRC. Di Singapura,
Februari 1980, tim putra Indonesia yang sedang berkondisi puncak
masih terpaksa mengakui keunggulan RRC: 4-5.
FPM merupakan salah satu mata rantai kejuaraan bulutangkis dunia
berhadiah uang. Menurut rencana semula, Indonesia dalam November
menjadi tuan rumah kejuaraan Champion of Champions. Sudah
disepakati RRC akan datang. Tapi akhir minggu lalu, dari PBSI
terbetik berita bahwa pertandingan lanjutan di Jakarta mungkin
batal. Para sponsor dikabarkan menarik diri setelah mendengar
cerita bahwa PBSI gagal mengusahakan visa Indonesia bagi pemain
RRC.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini