Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Giliran RRC Jadi Juara

Indonesia gagal dalam kejuaraan FPM yang berhadiah uang, tim Indonesia a.l: Liem Swie King, Dhany Sartika, Verawati, Ivanna. Sejak RRC bergabung dengan IBF pamor Indonesia digelanggang bulu tangkis turun.

3 Oktober 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SEJAK RRC bergabung dengan The International Badminton Federation (IBF) di Tokyo, empat bulan berselang, pamor Indonesia di gelanggang bulutangkis dunia melorot turun. Dari arena World Games di Santa Clara, Amerika Serikat, Liem Swie King dan kawankawan pulang dengan tangan hampa. Sebaliknya RRC dalam Agustus itu memboyong gelar dari nomor putra maupun putri. Di London, pekan lalu, RRC dan Indonesia ketemu lagi di gelanggang bulutangkis Fricnds' Provident Masters (FPM) berhadiah total œ 24.050. Lagilagi Indonesia kesandung. Dhany Sartika dicegat lawan separuh jalan. Juga dibagian putri, Verawaty dan Ivanna dikalahkan. Sedang juara tetap RRC tunggal putra Luan Jin dan tunggal putri Zhang Ailing. "Kejuaraan FPM bukan target kita," ujar manajer tim (Indonesia) Titus Kurniadi. Meski pemain Indonesia tak mencapai final FPM, menurut Titus, "kita tidak gagal total". Ia menunjuk pada kemenangan Verawaty atas Chen Ruizen, orang kedua setelah Zhang Ailing, 11-6, 2-11 dan 12-10. Juga lumayan prestasi Christian Hadinata, kali ini berpasangan dengan pemain Inggris Kevin Jolly, melawan ganda RRC Sun Zhian/Yao Ziming. Prakash Padukone, juara All England 1980, sependapat dengan Titus. "Pemain RRC bukan tidak bisa dikalahkan. Makin sering kita bermain dengan mereka kian tahu kita kelemahannya," kata Prakash. Ia di final dikalahkan oleh pemain unggulan RRC Luan Jin. Indonesia dengan Liem Swie King, Lius Pongoh, maupun pasangan ganda juara All England 1981 Kartono/Heryanto, menurut pengamat bulutangkis rasanya makin sulit mengimbangi RRC. Di Singapura, Februari 1980, tim putra Indonesia yang sedang berkondisi puncak masih terpaksa mengakui keunggulan RRC: 4-5. FPM merupakan salah satu mata rantai kejuaraan bulutangkis dunia berhadiah uang. Menurut rencana semula, Indonesia dalam November menjadi tuan rumah kejuaraan Champion of Champions. Sudah disepakati RRC akan datang. Tapi akhir minggu lalu, dari PBSI terbetik berita bahwa pertandingan lanjutan di Jakarta mungkin batal. Para sponsor dikabarkan menarik diri setelah mendengar cerita bahwa PBSI gagal mengusahakan visa Indonesia bagi pemain RRC.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus