Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Ancaman Pra-Olimpiade Moskow

Don miller, direktur eksekutif komite olympiade a.s masalah pemboikotan olympiade'80, di moskow. pemboikotan sudah pernah terjadi dalam pesta olah raga ini.

19 Januari 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LAKON politik Uni Soviet di Afghanistan telah mempengaruhi pentas olahraga. Setidaknya Arab Saudi sudah memaklumkan diri untuk tidak mengikuti pesta olahraga dunia di Moskow Juli depan. "Sebagai protes atas agresi Uni Soviet terhadap negara Islam, Afghanistan," kata Pangeran Faisal bin Fadh bin Abdel Aziz, Ketua Komite Olympiade Arab Saudi. Dari Presiden Jimmy Carter sudah terdengar pula kemungkinan negerinya akan memboikot Olympiade Moskow. Tapi "saya tidak ingin melakukan (boikot) itu," ujar Bill Rodgers. "Olympiade bukanlah tempat ajang politik bagi siapa pun. Apakah itu Presiden Amerika Serikat atau Pimpinan Tertinggi Uni Soviet." Rodgers adalah pelari marathon AS yang selalu memenangkan lomba lari jarak jauh selama ini, kecuali Olympiade. Don Miller, Direktur Eksekutif Komite Olympiade AS (USOC) menilik gagasan pemboikotan dari sudut lain. "Apabila AS memboikot Olympiade Moskow, itu berarti melukai diri sendiri dan membuka kesempatan bagi negara lain untuk melakukan hal yang sama terhadap Olympiade musim dingin di Lake Placid (Febuari 1980 dan Olympiade 1984 di Los Angeles," dalihnya. Yang di Moskow dan di Los Angeles mendatang disebut Olympiade musim panas. Baku Hantam Persatuan Atletik Un iversitas Nasional AS mendukung sepenuhnya gagasan Carter untuk memboikot Olympiady Moskow itu. Dukungan itu juga terdapat dari kelompok wartawan. "Boikot tidak akan menyebabkan sakit hati yang besar. Pesta olahraga tersebut tidak sepenting yang dirasakan ofisial Olympiade itu sendiri," kata Shirley Povich, kolumnis Washington Post. Dick Young dari The New York Daily News melihat politik dan olahraga sulit untuk dipisahkan. "Olympiade dan politik adalah bagian dari dunia," tulisnya. Tak gampang menebak apa yang bakal terjadi dalam Olympiade Moskow. Tapi sejarah pesta olahraga dunia pernah beberapa kali mencatat akibat 'permainan' politik Uni Soviet. Sebagai contoh dalam tahun 1956, Uni Soviet melakukan invasi ke Hungaria dengan dalih diundang oleh tuan rumah -- sama dengan alasan mereka terhadap Afghanistan sekarang. Ini ternyata berekor sampai ke arena Olympiade Melbourne. Yaitu tim polo air kedua negara saling baku hantam waktu bertanding. Dalam tahun 1968 terjadi penyerbuan Soviet ke Cekoslowakia. Buntutnya? Di arena Olympiade Meksiko kemudian yang semestinya menyewakan persahabatan antar-bangsa, atlet Cekoslowakia lan Uni Soviet justru saling bermusuhan. Tapi sejarah Olympiade baru mencatat dua kali kasus pemboikotan. Pelakunya, antara lain, Swiss dan 29 negara Afrika. Swiss memboikot Olympiade 1956 di Melbourne sebagai protes terhadap intervensi Uni Soviet ke Hungaria. Sedangkan kelompok 29 negara Afrika memboikot Olympiade 1976 di Montreal karena mempersoalkan partisipasi Selandia Baru yang telah melakukan jalinan olahraga dengan rasialis Afrika Selatan. Komite Olympiade Internasional (IOC) telah menarik pelajaran dari kasus pemboikotan itu. Suatu Komite Olahraga Nasional (NOC) yang menolak berpartisipasi dalam Olympiade bisa dipecat dari IOC. Lord Killanin, Ketua IOC kembali menegaskan baru-baru ini bahwa NOC yang telah menerima undangan untuk mengikuti Olympiad (Moskow) tidak diperkenankan untuh menarik diri, kecuali terjadi force majeure. Misalnya, atletnya jatuh sakit. Tapi bagaimana kalau Olympiade di pindahkan ke Montreal atau Munich? Killanin belum sempat memikirkan kemungkinan pindah itu, namun Wakil Presiden AS Walter Mondale mengusulkannya dalam suatu pidato pekan lalu. Tak banyak negara yang ingin memboikot Olympiade Moskow. Sekalipun mereka juga mengutuk campur tangan Uni Soviet di Aghanistan. Komite Olympiade Nasional Jerman Barat bersama Inggris telah menegaskan sikap menentang setiap usaha pemboikotan. "Kegiatan olahraga jangan dipergunakan sebagai arena persaingan politik," ujar Willi Daume, Ketua NOC Jerman Barat. Kanada juga menolak pemboikotan Olympiade. "Kecuali bila keselamatan para olahragawan terancam," kata Dick Pound, Ketua NOC Kanada. Di Asia, keinginan memboikot Olympiade Moskow baru terdengar dari Malaysia. Ketua Dewan Olympiade Malaysia (OCM), Datok Hamzah Abu Sameh mengatakan bahwa pemerintahnya mungkin memutuskan untuk menggabungkan diri dalam aksi pemboikotan massal apabila peristiwa tersebut membenarkan untuk melakukannya. Bagaimana Indonesia? "Kita tidak akan memboikot," demikian Ketua KONI, D. Soeprajogi. Indonesia kali ini cuma bisa mengirimkan tim panahan ke Olympiade Moskow dengan target masuk 10 Besar. Indonesia memang tak perlu memboikot, karena atletnya sudah diboikot oleh prestasi sendiri. Sudah banyak kepentingan bisnis terlibat di dalamnya. Stasiun televisi National Broadcasting Company dari AS, misalnya, sudah membayar uang panjar untuk hak siaran Olympiade Moskow. Uni Soviet, negara sosialis pertama yang menjadi penyelenggara Olympiade, tampak tenang-tenang saja menghadapi ancaman pemboikotan tadi. Persiapannya terus berjalan. Baik dalam penyelesaian stadion, penambahan akomodasi hotel, penyiapan 10.000 penterjemah maupun latihan bagi ribuan sopir taksi. Disebut pula bahwa pihak panitia dapat menyediakan aneka ragam masakan nasional dari India, RRC (pertama kali berpartisipasi), Jepang, Iran, Indonesia, dan Filipina. Yang di Moskow ini dilukiskan sebagai 'Olympiade terbesar sepanjang sejarah'. Terbesar? Vladimir Anisimov, Kepala Jawatan Utama Persiapan Moskow untuk Olympiade XXII mengatakan bahwa kali ini akan diperlombakan 203 jenis, 5 macam lebih banyak dibandingkan Olympiade Montreal. Ia juga memperkirakan 2 milyar pirsawan televisi akan menyaksikannya. Dan mengharapkan 600.000 orang akan menyaksikan jalannya berbagai pertandingan dengan harga tiket bergerak $3 sampai $ 38. Anisimov tidak mengungkapkan biaya yang dikeluarkan. Persiapan Uni Soviet tak hanya dalam bidang pelayanan bagi tamu. Juga disediakannya souvenir yang khas. Mulai dari misha, beruang teddy maskot Olympiade 1980, kerajinan tangan dari kayu, sampai Druzhba, minuman Olympiade, yang terbuat dari campuran apel dan cranberry. Jumlah tamu yang besar (ditaksir 300.000 mendarat di bandar udara Moskow) mencemaskan Uni Soviet. Mereka terutama khawatir terhadap kemungkinan masuknya literatur terlarang. Kepala Pelayanan Screening Imigrasi Moskow, Vasily Terekhov mengatakan bahwa wartawan Barat diperkirakan akan membawa buku-buku anti Soviet. "Badan ideologi Uni Soviet akan mencoba menghambat masuknya literatur subversif itu," kata Terekhov kepada harian Sovietskaya Rossivaa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus