Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ringkasan Berita
Tim nasional sepak bola Indonesia U-16 menjuarai Piala AFF U-16 2022.
Tangan dingin pelatih Bima Sakti membuat timnas Indonesia U-16 tak terkalahkan sepanjang turnamen tersebut.
Skill, teknik individu, dan pemahaman pemain akan taktik sepak bola modern ala Filosofi Sepak Bola Indonesia atau Filanesia sudah baik.
PELATIH tim nasional Indonesia U-16, Bima Sakti, membawa kaus berwarna merah bernomor punggung 2 dengan nama A. Lestaluhu ke podium tertinggi dalam Kejuaraan Federasi Sepak Bola ASEAN (Piala AFF) U-16 2022 di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat, 12 Agustus lalu. Bima mendedikasikan gelar juara yang ia raih bersama tim asuhannya itu untuk mendiang Alfin Lestaluhu. Pemain asal Tulehu, Maluku, itu adalah bek kanan skuad Garuda Muda yang wafat pada 31 Oktober 2019 karena penyakit radang otak (ensefalitis).
Selama pergelaran Piala AFF U-16 yang berlangsung pada 31 Juli-12 Agustus 2022, Bima Sakti selalu membawa jersi Alfin. Seragam itu selalu dibawa tim Garuda Muda pada sesi foto bersama sebelum laga. Pelatih asal Balikpapan itu membeberkan alasannya rutin membawa jersi Alfin. “Jersi tersebut merupakan simbol pemain yang memiliki semangat juang tinggi. Pemain yang bekerja keras luar biasa baik dalam latihan maupun pertandingan. Ini menjadi motivasi bagi pemain-pemain saat ini," kata Bima melalui pesan tertulis, Selasa, 30 Agustus lalu.
Semangat Alfin yang ditanamkan Bima bersama jajaran pelatih berbuah hasil. Garuda Muda menjadi kampiun Piala AFF U-16 2022 setelah mengalahkan Vietnam U-16 dengan skor 1-0. Gol tunggal kemenangan timnas Indonesia U-16 dicetak oleh Muhammad Kafiatur Rizky pada masa tambahan waktu babak pertama. Kemenangan ini tentu saja tak luput dari tangan dingin Bima sebagai pelatih. Sepanjang turnamen itu, timnas Indonesia U-16 tak terkalahkan.
Cara lain Bima memotivasi pejuang timnas adalah menghadirkan para orang tua pemain ketika mereka tampil dalam partai final Piala AFF U-16 2022. Orang tua skuad Garuda Muda didatangkan ke Yogyakarta untuk mendukung langsung perjuangan Iqbal Gwijangge dan kawan-kawan. "Kebijakan itu dari tim pelatih berkoordinasi dengan PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia). Pak Ketua Umum, Pak Sekjen, dan coach Indra Safri mendukung kalau kami masuk final orang tua mereka didatangkan,” ujar pelatih kelahiran 23 Januari 1976 ini.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo