Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Asian Games 2023 digadang-gadang sebagai ajang pesta olahraga terbesar Asia sepanjang sejarah. Sebanyak 45 negara akan memperebutkan 481 medali. Berbagai cabang olahraga pun dipertandingkan, salahsatunya adalah Kabbadi. Meski terasa asing di telinga orang Indonesia, Kabbadi diakui sebagai olahraga pupuler di Asia.
Sejarah Olahraga Kabaddi
Kabaddi adalah olahraga yang berasal dari India, tepatnya di negara bagian Tamil Nadu. Olahraga ini tidak hanya populer di India, tetapi juga di negara bagian Punjab, Andhra Pradesh, bahkan Bangladesh. Tak ayal, Kabaddi menjadi olahraga nasional di India, Bangladesh, dan negara-negara Asia Selatan lainnya.
Secara etimologis, Kabaddi berasal dari kata “kai pidi” yang diambil dari bahasa Tamil dan memiliki arti berpegangan tangan. Kabaddi ini diklaim sudah ada sejak zaman India Kuno, atau lebih dari 4000 tahun yang lalu. Sebenarnya, permainan ini identik dengan permainan Gobak Sodor yang dikenal di Indonesia.
Dilansir dari worldkabaddi.org, sejarah Kabaddi berkaitan erat dengan cerita kuno Mahabharata. Kabaddi lahir dari kisah Abimanyu putra Arjuna yang sedang berperang melawan Kurawa. Dalam peperangan itu, Abimanyu menunjukkan kelincahannya dengan menjebol tujuh lapis pertahanan Kurawa. Meski berhasil lolos, Abimanyu tewas karena tidak menemukan jalar keluar dari benteng pertahanan Kurawa.
Setelah itu, kisah Abimanyu menyebar lewat berbagai media, salah satunya adalah cerita turun-temurun. Seiring pergeseran makna yang terjadi dan akibat pergeseran budaya, maka kisah Abimanyu tersebut menjadi permainan tradisional. Pergeseran budaya tersebut juga turut andil dalam variasi nama dan bentuk permainan di berbagai wilayah.
Di daerah India bagian barat, misalnya, Kabaddi disebut dengan Hu-tu-tu. Sementara itu, di bagian timur India disebut dengan Ha-Do-Do. Lain lagi di bagian selatan, Kabaddi dikenal dengan nama Chedugdu dan Sadugdu. Kabaddi modern adalah sintesis dari berbagai variasi permainan di berbagai daerah tersebut.
Pada awal abad ke-20, Kabaddi dikenal luas dan dimainkan di negara-negara Asia Selatan. Negara-negara seperti Maladewa, Pakistan, Nepal, dan Srilanka menjadi negara tetangga India yang turut menaikkan popularitas Kabaddi. Kepopuleran Kabaddi membuat India memproyeksikan Kabaddi sebagai permainan modern yang memiliki aturan-aturan umum.
Akhirnya, proyeksi tersebut terwujud dalam sebuah event seni budaya di Delhi, India. Saat itu, peraturan main Kabaddi diatur dan dirancang oleh kelompok berkuasa di India, yaitu kelompok nasionalis dan lembaga pemerintahan. Keseriusan mereka dalam memproyeksikan Kabaddi menjadi permainan modern tampak dalam aturan yang disesuaikan dengan standar internasional.
Sepuluh tahun berselang, tim-tim Kabaddi mulai bermunculan di seluruh penjuru India. Banyaknya tim Kabaddi di India membuat Hind Vijay Gymkhana mengusulkan kompetisi Kabaddi pada tahun 1923 dan terus berlanjut hingga Kabaddi masuk ke dalam cabang olahraga di Pekan Olahraga India pada 1938.
Di Asian Games, Kabaddi pertama kali muncul pada tahun 1982. Kala itu, Kabaddi hanya sebatas cabor eksibisi. Lalu, delapan tahun berselang, Kabaddi menjadi cabang olahraga resmi Asian Games. Hingga perhelatannya yang ke-19, Kabaddi terhitung telah sembilan kali menjadi cabang olahraga yang dipertandingkan di Asian Games.
Pilihan Editor: Menyelinap di Tempat Wanita, Iran Kecam Pelatih Kabaddi Thailand
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini