Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Mengandalkan Atlet Paralimpiade

Indonesia mengandalkan para peraih medali paralimpiade untuk menjadi juara umum ASEAN Para Games 2022.

16 Juli 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Ni Nengah Widiasih menjadi salah satu atlet yang diandalkan untuk meraih medali emas angkat besi ASEAN Para Games 2022.

  • Atlet tenis meja David Jacobs juga diharapkan merebut medali emas di empat nomor yang diikutinya.

  • Atlet-atlet peraih medali di Paralimpiade jadi andalan Indonesia untuk menjadi juara umum ASEAN Para Games 2022.

ATLET Indonesia, Ni Nengah Widiasih, terus menjaga pola makan menjelang tampil di ASEAN Para Games 2022 yang akan digelar di Solo, Jawa Tengah, 30 Juli-6 Agustus nanti. Peraih medali perak angkat berat kelas 41 kilogram putri di Paralimpiade Tokyo 2020 ini bakal turun di kelas 45 kilogram. “Saat ini lagi berfokus menjaga pola makan dan diet,” ujar atlet yang akrab disapa Widi ini melalui sambungan telepon, Kamis, 14 Juli lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Atlet para powerlifting kelahiran Karangasem, Bali, 12 Desember 1992, ini mengaku menghindari makanan yang bersantan dan berminyak agar berat badannya tak melebihi 45 kilogram. Meski menjaga pola makan secara mandiri, Widi rutin berkonsultasi dengan jajaran pelatih di Komite Nasional Paralimpiade (NPC) Indonesia. “Saya jarang makan nasi. Lebih memperbanyak protein, sayuran, dan buah,” kata dara 29 tahun ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Peraih medali perunggu Paralimpiade Rio de Janeiro 2016 ini pun berjuang memenuhi target membawa pulang medali emas. Menurut dia, beban sebagai tuan rumah bisa menjadi batu sandungan pas pertandingan. Selain itu, tampil pada hari pembukaan bisa menambah beban tersendiri. Namun Widi yakin dengan program latihan yang telah dijalani. “Saya berharap tak hanya mengibarkan Merah Putih, tapi ‘Indonesia Raya’ juga bisa berkumandang,” tuturnya.

Menurut Widi, persiapan yang dijalani sudah cukup untuk membuatnya bisa tampil maksimal. Pada Juni lalu, ia mengikuti Kejuaraan Angkat Berat Asia di Korea Selatan sebagai ajang uji coba. “Waktu itu dapat medali perak,” ucap Widi. Hasil itu, kata dia, tak terlepas dari program latihan di pemusatan latihan nasional (pelatnas) yang dijalani sejak Oktober 2021. Pelatnas jangka panjang ini juga sebagai persiapan untuk Asian Para Games Hangzhou 2023 dan Paralimpiade Paris 2024.

David Jacobs saat bertanding dalam gelaran Peparnas XVI, di Jayapura, Papua, November 2021/DOK NPC

Ia menjalani latihan dari Senin sampai Sabtu setiap pekan. Latihan pagi berlangsung pada pukul 08.00-10.00 dan bertempat di Hotel Sahid Jaya, Solo. “Kami diberi ruang khusus untuk tempat alat di hotel tempat karantina, jadi tinggal berlatih sehabis sarapan,” ujar Widi. Untuk latihan sore lokasinya di Sekretariat NPC di Pucangsawit, Kecamatan Jebres. Ia menempuh perjalanan sekitar 15 menit dengan bus yang disediakan oleh NPC Indonesia.

Selain mengandalkan Widi, NPC Indonesia bakal menurunkan 12 atlet untuk cabang olahraga angkat berat dengan target merebut enam medali emas. Yang berpeluang menyumbang medali emas di ASEAN Para Games 2022 adalah Widi di kelas 45 kilogram putri, Rani Puji Astuti (61 kilogram putri), Siti Mahmudah (79 kilogram putri), Sriyanti (86 kilogram putri), Tambi Sibarani (80 kilogram putra), dan Atmaji Priambodo (97 kilogram putra).

Potensi berkibarnya Merah Putih tak hanya dari angkat berat. Cabang olahraga para tenis meja juga berpeluang besar. Atlet tenis meja yang menjadi andalan NPC Indonesia adalah Dian David Michael Jacobs atau lebih dikenal dengan David Jacobs. Ia bersama 39 kawannya membidik 12 medali emas dalam pesta olahraga penyandang disabilitas se-Asia Tenggara yang rencananya digelar di Solo Techno Park itu.

Pria kelahiran 21 Juni 1977 ini bakal turun dalam empat nomor. Ia mewakili Kontigen Indonesia di nomor tunggal putra, ganda putra, ganda campuran, dan beregu putra. “Ditargetin medali emas di semua nomor,” kata David melalui sambungan telepon, Kamis, 14 Juli lalu. Menurut dia, pesaing berat adalah atlet dari Thailand, Malaysia, dan Vietnam. “Yang paling menyulitkan biasanya Thailand,” ucap peraih medali perunggu tenis meja kelas 10 tunggal putra Paralimpiade London 2012 dan Paralimpiade Tokyo 2020 ini.

Modal besar dikantongi tim tenis meja untuk menghadapi ASEAN Para Games nanti. Mereka telah menorehkan kesuksesan ketika mengikuti turnamen Federasi Tenis Meja Internasional (ITTF) Czech Para Open 2022. Dalam turnamen yang berlangsung pada 23-25 Juni lalu itu, David bersama rekan-rekan membawa pulang dua medali emas, tiga medali perak, dan lima medali perunggu. David pun menyumbangkan medali perak di nomor tunggal TT10 dan medali emas di kelas XD TT20 ganda campuran bersama Hana Risti.

Menjelang ASEAN Para Games, David mengaku lebih berfokus menjaga kondisi fisik dan stamina. Menurut dia, di usianya yang telah genap 45 tahun, ia harus pintar menjaga stamina jika ingin berprestasi di beberapa nomor sekaligus. Setiap pekan, kata dia, jajaran pelatih membuat program khusus, seperti lari jarak jauh, lari jarak pendek, dan latihan kebugaran. “Setiap pekan itu pasti ada menu kardio, kecepatan, terus fleksibilitas dan power,” tuturnya.

Secara keseluruhan, Kontingen Indonesia membidik 105 medali emas demi mencapai target juara umum. Ketua Umum Komite Paralimpiade Nasional Indonesia Senny Marbun mengatakan ambisi Indonesia untuk mencapai target tersebut akan mendapat tantangan dari Thailand, yang diperkirakan menjadi lawan terberat. Adapun harapan Indonesia untuk mendulang kepingan emas berasal dari para atletik, para renang, para tenis meja, para bulu tangkis, dan para catur.

Menurut Senny, awalnya Indonesia mengirimkan 210 atlet. Adapun Thailand mengirimkan 312 atlet. Untuk menjaga asa menjadi juara umum, NPC Indonesia akhirnya memutuskan untuk menambah 111 atlet melalui pelatnas mandiri. Maka Indonesia menjadi negara dengan anggota kontingen paralimpiade terbanyak. Sementara itu, Filipina mengirimkan 144 atlet, Vietnam 126 atlet, Kamboja 113 atlet, Malaysia 89 atlet, Myanmar 69 atlet, Singapura 44 atlet, Laos 37 atlet, serta Brunei Darussalam dan Timor Leste masing-masing 15 atlet.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Irsyan Hasyim

Irsyan Hasyim

Menulis isu olahraga, lingkungan, perkotaan, dan hukum. Kini pengurus di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, organisasi jurnalis Indonesia yang fokus memperjuangkan kebebasan pers.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus